Rekaman CCTV di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Suasana Ngeri-Mencekam

Rekaman CCTV di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Suasana Ngeri-Mencekam

Tim detikNews - detikBali
Senin, 10 Okt 2022 06:49 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
Suasana saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. (Foto: ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)
Bali -

Suasana di pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, disebut-sebut ngeri dan mencekam saat tragedi meletus usai laga Arema FC vs Persebaya beberapa waktu lalu. Hal itu terekam kamera pemantau atau CCTV seperti dilihat oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

"Sempat melihat rekaman CCTV kejadian khususnya di pintu 13. Mengerikan sekali," kata anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan, seperti dikutip dari akun YouTube Kemenko Polhukam, Minggu (9/10/2022), dikutip dari detikNews.

Menurut Nugroho, saat Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang terjadi, pintu 13 itu terbuka tapi sangat kecil. Penonton laga Arema FC vs Persebaya pun berebut keluar dari pintu tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menceritakan kepanikan sempat terlihat ketika penonton berebutan untuk keluar melalui pintu 13. Ada yang tetap mencoba keluar, ada pula yang sudah jatuh pingsan. Akibatnya, beberapa di antara mereka terinjak-injak hingga tewas.

"Situasinya adalah orang itu berebut keluar, sementara sebagian sudah jatuh pingsan, terhimpit, terinjak karena efek dari gas air mata. Jadi ya miris sekali. Saya melihat detik-detik beberapa penonton yang tertumpuk dan meregang nyawa terekam sekali di CCTV," tutur Nugroho.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, TGIPF juga telah melihat kondisi korban luka akibat Tragedi Kanjuruhan. Menurut Nugroho, luka para korban memerlukan waktu paling cepat satu bulan untuk sembuh. Hal itu sebagai efek dari zat yang terkandung dalam gas air mata yang ditembakkan polisi,

'"Tim juga menghubungi korban, melihat korban, bahkan sempat menyaksikan perubahan fenomena trauma lukanya dari menghitam, kemudian memerah dan menurut dokter itu recovery-nya paling cepat adalah satu bulan. Jadi efek dari zat yang terkandung di gas air mata itu sangat luar biasa. Ini juga patut dipertimbangkan untuk crowd control di masa depan," kata Nugroho.

Selain itu, TGIPF juga telah berbicara dengan tim steward dan Komando Distrik Militer (Kodim) TNI di Malang. Berdasarkan pertemuan itu dan juga rekaman CCTV, TGIPF Tragedi Kanjuruhan menemukan fakta bahwa evakuasi yang dilakukan tim steward dan TNI baru selesai pukul 03.00 WIB.

"Kemudian juga tadi bicara dengan beberapa pihak termasuk tim steward yang sudah bertugas kemarin dan juga melakukan penyelamatan pada akhirnya, termasuk unsur TNI dalam hal ini Kodim. Tadi juga diterima Kasdim dan beliau menjelaskan beserta pasukan yang di-BKO-kan saat itu, apa yang mereka lakukan, termasuk yang kami dapati di CCTV maupun fakta-fakta bahwa evakuasi korban itu dilakukan oleh tim steward dan TNI dalam hal ini sampai dengan pukul 03.00 pagi," pungkasnya.

7 Tembakan Gas Air Mata ke Gate 13

Dilansir dari detikNews, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengungkap 11 tembakan gas air mata dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Jatim). Tujuh dari 11 tembakan itu disebut mengarah ke tribun selatan di mana terdapat Gate 13 atau Pintu Gerbang 13, yang menjadi saksi bisu suasana mencekam tragedi itu.

Seperti diketahui, total ada 14 pintu gerbang di Stadion Kanjuruhan. Korban tewas peristiwa memilukan ini terakhir tercatat sebanyak 131 orang, yang sebagian besar korban ditemukan di Gate 13. Posisi Gate 13 memang berada di Tribun Selatan, yang disebutkan oleh Kapolri bahwa sebagian besar tembakan gas air mata mengarah ke sana.

"Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata, ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, tribun utara 1 tembakan dan ke lapangan 3 tembakan. Ini yang kemudian mengakibatkan para penonton terutama yang ada di tribun yang ditembakkan tersebut kemudian panik, merasa pedih dan kemudian berusaha meninggalkan arena," ungkap Sigit saat jumpa pers, di Malang, Jatim, Kamis (6/10/2022).

"Di satu sisi tembakan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mencegah agar penonton yang kemudian turun ke lapangan itu bisa dicegah," tambahnya.

Sigit juga menjelaskan bahwa semestinya pintu atau gate stadion sudah dibuka lima menit sebelum pertandingan usai. Namun, saat itu, gate tidak sepenuhnya terbuka. Steward atau penjaga pintu juga tidak ada di tempat. Akibatnya, para penonton berjubel di pintu stadion. Salah satu yang mencekam adalah di Gate 13.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads