Merebak Isu Jual Beli Jabatan di Pemprov NTT, Gubernur Melki Membantah

Simon Selly - detikBali
Senin, 13 Okt 2025 12:46 WIB
Foto: Gubernur NTT Melki Laka Lena di sela penutupan retret ASN di Aula El Tari Kupang, Senin (13/10/2025). (Simon Selly/detikBali)
Kupang -

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melkiades Laka Lena tegas membantah dugaan jual beli jabatan di lingkup Pemprov NTT yang isunya belakangan merebak di media sosial (medsos). Dia menegaskan pelantikan 617 pejabat di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT sudah sesuai mekanisme yang berlaku.

"Sudah ditegaskan tidak ada jual beli jabatan. Mekanisme pelantikan ini sudah sesuai," tegas Melki, sapaan Melkiades, di sela penutupan retret ASN Pemprov NTT di Aula El Tari Kupang, Senin (13/10/2025).

Setali tiga uang dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi NTT Yosef Rasi. Dia tegas menepis tudingan jual beli jabatan yang mengarah kepadanya itu. Yosef mengaku siap dipecat sebagai ASN bila terbukti ada transaksi dalam penentuan pejabat di NTT.

"Ada punya bukti silakan laporkan saja supaya saya dipecat, atau silahkan tanya saja ke mereka para PPPK apakah saya pernah peras mereka atau tidak," tegas Yosef saat diwawancarai.

"Peras orang bukan tipikal saya, walaupun miskin saya tidak pernah lakukan pemeran kepada siapa pun. Bagi saya haram kalau mau peras orang," tambah Yosef.

Dia mempersilakan bila ada yang merasa dirugikan atau merasa pernah diperas silakan melapor ke polisi disertai bukti-bukti.

"Kalau memang benar ada seperti itu maka saya siap untuk undur diri dari ASN. Pada intinya saya tidak pernah peras ataupun meminta imbalan kepada siapapun," urai Yosef.

"Kalaupun masih ada yang tidak puas, silahkan saja laporkan ke polisi selagi saya tidak melakukan mau sampai d imana pun saya minta dibuktikan," tandasnya.

Sebelumnya, viral di medsos mengenai tudingan transaksi jabatan di balik pelantikan ratusan pejabat di lingkup Pemprov NTT. Di grup Facebook Forum Kota Kupang misalkan, dinarasikan Yosef Rasi punya kendali besar dalam menentukan kursi birokrasi.

"Ratusan jabatan eselon 3-4 diisi oleh kerabat, keluarga, saudara dan orang- orang sesuku. Sikap rasis itu membuat Yos Rasi tidak peduli apakah orang-orang itu memiliki kemampuan atau tidak, layak, atau tidak," tulis salah seorang peserta anonim di grup Facebook itu.



Simak Video "Video: Ahmad Muzani Bicara Usai KPK Usut Dugaan Korupsi di MPR"

(hsa/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork