Ketika mendengar Nusa Tenggara Timur (NTT), detikers pasti terlintas hewan komodo. Namun selain reptil ikonik tersebut, NTT juga dikenal sebagai daerah penghasil kuda berkualitas tinggi.
Salah satu yang paling terkenal adalah kuda Sandalwood dari Pulau Sumba. Kuda ini sempat menjadi perhatian setelah diberikan sebagai hadiah kepada Presiden ke-7 Joko Widodo oleh masyarakat setempat. Selain kuda Sandalwood, NTT juga dikenal memiliki tiga jenis kuda lain yang tidak kalah menarik. Apa saja? Simak penjelasannya berikut ini
Jenis-Jenis Kuda NTT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuda Sandalwood (Sumba)
![]() |
Kuda ini dikenal sebagai hasil persilangan antara kuda ras Arab dengan kuda poni lokal. Sandalwood merupakan nama lain dari cendana, salah satu komoditi ekspor terbesar dari NTT.
Memiliki ciri-ciri kepala yang gagah, telinga kecil, dan mata yang ekspresif. Posturnya lebih kecil dibandingkan kuda dari Amerika atau Australia, dengan tinggi punggung antara 122-132 cm. Keunggulannya terletak pada kecepatan dan daya tahan, sehingga sering digunakan dalam pacuan kuda.
Kuda Timor
![]() |
Kuda Timor dikenal sebagai kuda yang mempengaruhi berbagai ras kuda lainnya. Pada tahun 1824, kuda-kuda dari Timor diperkenalkan ke Australia melalui Semenanjung Cobourg, dan kuda ini digunakan oleh peternak, penambang emas, serta penjelajah sebagai hewan pengangkut. Mereka dikenal karena kemampuan bertahan di kondisi lingkungan tropis yang keras, sementara beberapa ras kuda lainnya tidak mampu bertahan.
Bertubuh pendek dan berotot dengan tinggi rata-rata 100-135 cm. Memiliki lubang hidung yang lebar dan rahang yang agak sempit. Populasinya kini menurun dan kuda ini biasanya digunakan sebagai kuda tarik atau alat transportasi tradisional.
Kuda Flores (Manggarai dan Ngada)
![]() |
Kuda Flores sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat setempat sebagai mobilitas, upacara adat, dan perekonomian masyarakat Flores. Di beberapa daerah, kuda ini digunakan sebagai alat transportasi utama, baik untuk mengangkut barang maupun sebagai alat transportasi manusia melintasi medan yang sulit.
Kuda Flores juga memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat dan ritual tradisional, sering kali melambangkan status sosial atau sebagai persembahan dalam acara-acara khusus. Bercirikan kepala besar dan lebar, kaki yang agak tegak dan pendek, serta sifat yang tenang dengan tinggi sekitar 110-120 cm. Sedangkan kuda Ngada lebih ringan dengan kepala dan tulang yang lebih kecil dibandingkan Manggarai.
Kuda Sabu
![]() |
Kuda Sabu dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat setempat selama berabad-abad dan menjadi bagian penting dari kehidupan dan budaya mereka. Kuda ini telah ada di pulau tersebut sejak zaman kuno. Pulau Sabu memiliki tradisi yang kaya dalam pemeliharaan kuda dan budaya berkuda.
Memiliki tubuh yang halus dan panjang sedang, dengan tinggi antara 100-130 cm. Telinganya lebih kecil dibanding kuda Sumba dan Timor, rambut di dahinya tebal, dan matanya menonjol ke depan.
(nor/nor)