Warga pesisir Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan wisatawan diimbau menjauhi pantai menyusul prakiraan cuaca ekstrem berupa angin kencang dan gelombang tinggi. Imbauan ini disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram setelah menerima informasi dari BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid.
"Kami minta warga Mataram (maupun wisatawan) untuk terus waspada. Karena ada potensi banjir rob, karena gelombang tinggi. Kami sudah koordinasi dengan teman-teman camat dan lurah, untuk memberikan imbauan ke masyarakat yang ada di pesisir," kata Plt Kalak BPBD Kota Mataram, Muzaki, di Mataram, Jumat (19/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muzaki menjelaskan, potensi gelombang beberapa hari terakhir berkisar 1,5 hingga 5 meter. Karena itu, masyarakat dan wisatawan diminta tidak beraktivitas di sekitar pantai.
"Kita imbau dulu untuk tidak mendekati pantai, mandi ataupun beraktivitas sementara waktu. Soalnya, potensi tinggi gelombang saat ini (cukup tinggi), antara 1,5 meter sampai 5 meter," ujarnya.
Selain warga pesisir, BPBD juga mengingatkan nelayan agar selalu memperbarui informasi cuaca sebelum melaut.
"Kami minta nelayan bisa update informasi terkini, misalkan saja soal tinggi gelombang (sebelum berlayar). Sebenarnya, mereka pasti sudah paham, kapan waktunya turun atau tidak, tapi kami minta tetap waspada," tuturnya.
Muzaki menyebut, berdasarkan informasi BMKG, musim hujan tahun ini diperkirakan datang lebih awal. Puncaknya diprediksi terjadi pada November 2025.
"Beberapa hari lalu BMKG menyampaikan begitu. Musim hujan akan datang lebih awal, bahkan diperkirakan puncaknya di November nanti," pungkasnya.
Sementara itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk periode 19-21 September 2025 di wilayah NTB. Sejumlah daerah seperti Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Bima, Dompu, dan Kota Bima diprediksi mengalami hujan sedang hingga lebat.
Peringatan dini angin kencang juga berlaku di Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, dan Sumbawa Barat. BMKG meminta masyarakat waspada terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, genangan air, angin kencang, pohon tumbang, hingga petir.
Bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, serta masyarakat yang beraktivitas di pesisir, BMKG mengingatkan potensi gelombang lebih dari 2 meter di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan NTB.
(dpw/dpw)