Penyedia Jasa Wisata Pusing gegara Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Penyedia Jasa Wisata Pusing gegara Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Sanusi Ardi W - detikBali
Jumat, 25 Jul 2025 18:59 WIB
Suasana Gunung Rinjani Lombok.
Suasana Gunung Rinjani Lombok. (Foto: Ahmad Viqi/detikBali)
Lombok Timur -

Penutupan jalur pendakian ke Gunung Rinjani membuat pusing para penyedia jasa wisata di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Warga yang menggantungkan hidup dari aktivitas wisata pendakian di Rinjani meminta pemerintah mempertimbangkan kembali keputusan penutupan tersebut.

"Keputusan penutupan Rinjani secara total tidak relevan dan tidak sesuai dengan permasalahan saat ini. Kalau misalnya pemerintah tidak mau tahu, bikin kami pusing juga," ujar Ketua Forum Wisata Lingkar Rinjani, Royal Sembahulun, kepada detikBali, Jumat (25/7/2025).

Royal menilai penutupan Gunung Rinjani akan berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat lokal, terutama para penyedia jasa wisata. Menurutnya, kebijakan itu merugikan para trekking organizer (TO), guide, porter, sopir, hingga para ojek yang biasa mengantar tamu ke Rinjani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah pemerintah mau mengganti kerugian yang dialami oleh para TO dan para pekerja ini? Kami menilai ini tidak fair tanpa kami diajak terlebih dahulu mengenai dampak yang ditimbulkan," ucap Royal.

Royal lantas mencontohkan salah satu kerugian yang dialami TO di Sembalun. Menurutnya, trekking organizer itu harus mengembalikan ratusan juta rupiah karena tamu tidak bisa melakukan pendakian imbas dari penutupan Gunung Rinjani.

ADVERTISEMENT

"Ia harus mengembalikan uang kepada tamu yang telah booking, ratusan juta rupiah. Itu yang rugi bukan hanya pengusaha TO-nya, tapi para porter, guide, tentu rugi karena tamunya batal," keluhnya.

Seperti diketahui, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) akan menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani selama 10 hari, dari 1-10 Agustus 2025. Penutupan dilakukan sebagai bagian dari penguatan sistem keselamatan pendakian seusai insiden tewasnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins.

Selama penutupan tersebut, pemerintah melakukan perbaikan jalur pendakian dari Pelawangan menuju Danau Segara Anak. Royal menilai perbaikan jalur tersebut tersebut tidak relevan jika harus menutup Gunung Rinjani secara total.

"Silakan ditutup, tapi ditutup secara parsial. Artinya yang ditutup itu di areal-areal yang sedang dilakukan perbaikan. Contohnya dari Pelawang Sembalun menuju Danau Segara Anak. Jalur turun ke danau dari Torean, jika dianggap berbahaya, silakan dilakukan perbaikan dan ditutup," beber Royal.

Royal merinci jumlah penyedia jasa wisata di lingkar Gunung Rinjani terdiri dari TO sebanyak 180 izin usaha. Kemudian pemandu wisata 600 orang, porter 1.700 orang, ojek 130 orang, dan sopir pikap yang kerap mengantar tamu berjumlah 20 orang.

"Ini dampak penutupan Gunung Rinjani bukan hanya dirasakan oleh satu atau dua orang tapi semua," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Turis Brasil Jatuh ke Jurang 200 Meter saat Mendaki Rinjani"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Hide Ads