354 Orang di Lembata Terjangkit HIV/AIDS Selama 10 Tahun Terakhir

354 Orang di Lembata Terjangkit HIV/AIDS Selama 10 Tahun Terakhir

Sui Suadnyana, Yurgo Purab - detikBali
Jumat, 13 Jun 2025 12:07 WIB
Ilustrasi HIV
Foto: Ilustrasi HIV/AIDS. (iStock)
Lembata -

Kasus HIV/AIDS merebak di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebanyak 354 orang terjangkit penyakit tersebut dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Jumlah kasus 354 kasus. Laki-laki 178, perempuan 176," kata Penata Kelola Layanan HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Darius Baki Akamaking, dalam pesan WhatsApp kepada detikBali, Jumat (13/6/2025).

Darius memerinci jumlah kasus tiap tahunnya. Pada 2015 terdapat 20 kasus HIV/AIDS di Lembata, kemudian 2016 (8 kasus), 2017 (15 kasus), 2018 (18 kasus), 2019 (34 kasus), 2020 (30 kasus), 2021 (27 kasus), 2025 (35 kasus), 2023 (88 kasus) 2024 (60 kasus), dan hingga pertengahan 2025 (19 kasus).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 354 kasus di Lembata tersebar di sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Buyasuri 16 kasus, Omesuri 25 kasus, Lebatukan 18 kasus, Ile Ape Timur 23 kasus, Ile Ape 26 kasus, Nubatukan 140 kasus, Nagawutun 23 kasus, Atadei 6 kasus, Wulandoni 10 kasus, dan data tidak lengkap (DTL) 67 kasus.

Darius mengungkapkan, berdasarkan status pengobatan dari jumlah 354 kasus, 229 orang di antaranya menjalani terapi Antiretroviral (ARV) atau sedang minum obat, 43 orang lost to follow up atau hilang kabar, 8 orang memiliki catatan masuk perawatan, 59 orang meninggal dunia, dan DTL 15 orang.

ADVERTISEMENT

Kemudian, berdasarkan kelompok risiko dari 354 kasus itu, ditemukan ada 20 ibu hamil, pasien TBC 55 orang, pasien infeksi menular seksual dan pekerja seks masing-masing 5 orang, homo 19 orang, waria 1 orang, warga binaan pemasyarakatan (WBP) 2 orang, dan umum 247 orang.

Selain di Lembata, kasus HIV/AIDS juga merebak di Flores Timur. Hal itu diungkapkan Pengelola Bidang Koordinasi Program dan Laporan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Flores Timur, Pati Lewar.

"Tahun 2024 ada tambahan 26 kasus, sementara pada tahun 2025, bulan Januari-April ini bertambah 9 orang," kata Pati Lewat kepada detikBali, Selasa (6/5/2025).

Pati Lewar mengatakan sudah ada ratusan orang yang terjangkit HIV/AIDS di Flores Timur sejak beberapa tahun lalu. Rata-rata ODHA ini berprofesi sebagai nelayan, ibu rumah tangga, ojek, guru, wiraswasta hingga ada yang belum memiliki pekerjaan.

Terdapat dua orang terindikasi ODHA yang didampingi oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Flores Timur masih bebas berada di luar. "Pada pertemuan kemarin disepakati dalam Minggu ini dipanggil ke kantor untuk pembinaan terkait perubahan perilaku dan membuat pernyataan," imbuh Pati Lewar.

Menurut Lewar, wilayah di Flores Timur yang paling banyak mencatat kasus HIV/AIDS adalah Kecamatan Larantuka sebanyak 191 orang. Sedangkan, wilayah terendah adalah Kecamatan Wulanggitang sebanyak 8 orang.

Lewar melanjutkan pengidap HIV/AIDS berusia dewasa, yakni 26-30 tahun menempati peringkat pertama dengan kasus sebanyak 98 orang. Berikutnya, usia 31-35 tahun sebanyak 89 orang dan terendah usia 11-15 tahun sebanyak satu orang.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads