698 Kasus TBC Ditemukan di Mataram hingga April, Mayoritas Laki-laki

698 Kasus TBC Ditemukan di Mataram hingga April, Mayoritas Laki-laki

Nathea Citra - detikBali
Senin, 02 Jun 2025 18:18 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan saat diwawancarai di Mataram, Senin (2/6/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan saat diwawancarai di Mataram, Senin (2/6/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sebanyak 2.087 kasus Tuberkulosis (TBC) ditemukan sepanjang 2024. Sementara itu, hingga April 2025, sudah tercatat 698 kasus baru.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Emirald Isfihan, mengatakan tingginya jumlah kasus di Mataram salah satunya dipengaruhi oleh banyaknya pasien rujukan dari luar daerah. Fasilitas kesehatan di Mataram kerap menjadi tempat pengobatan pasien dari luar kota.

"Penemuan kasus yang banyak ini kan artinya screening kami bagus, fasilitas kami bagus untuk melakukan temuan kasus. Untuk kasus akut dan mesti rawat inap, sudah kami laksanakan. Sedangkan untuk yang sudah normal dan rawat jalan, akan kami distribusikan ke puskesmas-puskesmas, karena memang pengobatan TBC ini harus berjalan panjang, yakni 6 bulan, dan itu ada evaluasi-evaluasinya," tutur Emirald saat dikonfirmasi di Mataram, Senin (2/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Emirald, penyebab utama TBC adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Namun, lingkungan yang tidak sehat dan daya tahan tubuh yang lemah juga memperbesar risiko penularan.

"Bagaimana lingkungan kita kalau banyak orang TBC, tapi kemudian tidak menerapkan pola hidup sehat, tidak pakai masker pada saat batuk dan buang dahak sembarangan. Itu bisa menyebabkan terjadinya risiko peningkatan terhadap TBC ini," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Agar terhindar dari penyakit TBC, Dinkes Mataram menyarankan agar warga kota menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Baik itu pribadi hingga lingkungan sekitar.

"Kalau ada yang mengalami gejala seperti influenza, bisa gunakan masker. Kalau ada batuk lebih dari dua minggu, harus segera memeriksakan kesehatannya (di faskes terdekat)," ucapnya.

Dinkes Mataram juga mencatat bahwa mayoritas kasus TBC didominasi oleh pasien laki-laki. Hal itu disebabkan oleh kebiasaan merokok yang bisa merusak saluran napas. Sehingga meningkatkan risiko (TBC)

"Secara literaturnya, biasanya laki-laki lebih tinggi (mengidap TBC), daripada perempuan," tandasnya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads