Vita Bria masih mengingat sosok Rosalina Berek Sogen. Menurut Vita, Rosalina merupakan panutan dan sopan saat bertutur.
Vita dan Rosalina merupakan satu angkatan saat berangkat ke Distrik Yahukimo, Papua Pegunungan, pada pertengahan 2022. Keduanya mengabdikan diri sebagai guru di daerah terpencil itu.
Vita mengajar di SD YPK Anggruk, Distrik Anggruk. Sedangkan Rosalina mendapat tugas di salah satu SD di Yahukimo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Rosalina) orangnya paling baik sudah. Sifatnya paling dewasa dari kami semua," kenang Vita Bria, kepada detikBali, Senin (24/3/2025).
Menurut Vita, Rosalina kerap memasak di dapur. Apalagi, saat kawan-kawannya malas memasak.
Vita kaget saat mengetahui Rosalina tewas seusai penyerangan di Yahukimo oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dia menangis saat mengetahui perempuan asal Flores Timur itu meninggal dunia.
Vita pun mulai menyadari, ia tidak bisa lagi berlibur dengan Rosalina. Padahal, keduanya kerap pelesiran bersama saat libur sekolah.
"Kami satu angkatan dari Kupang ke sini bersama, liburan juga pasti di satu rumah," ungkap perempuan 27 tahun itu.
Menurut Vita, hari ini jenazah Rosalina telah diberangkatkan ke Bandara El Tari Kupang. Selanjutnya, jenazah perempuan berusia 30 tahun itu akan diberangkatkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan.
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra, mengatakan para korban penyerangan OPM sudah dievakuasi oleh TNI, Polri, dan Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 pada Minggu (23/3/2025). "Proses evakuasi berhasil dilakukan meskipun terkendala medan yang sulit dan hanya dapat diakses melalui transportasi udara ke Distrik Anggruk," tuturnya.
Henry mengungkapkan dalam serangan oleh OPM tersebut, sembilan guru dan satu tenaga medis menjadi korban. Satu di antaranya, Rosalina Rerek Sogen, meninggal dunia.
Adapun, empat orang lainnya mengalami luka ringan, tiga luka berat, serta dua korban lainnya dalam kondisi aman dan merupakan warga asli Yahukimo. "Para korban merupakan tenaga pendidik yang tengah bertugas memberikan layanan pendidikan di wilayah pedalaman Papua," ungkap Henry.
Henry menyebut korban yang dievakuasi itu di antaranya, tujuh guru dan satu tenaga kesehatan berasal dari NTT. Mereka adalah Rosalia Rerek Sogen, Doinisiar Taroci More,Paskalia Peni Tere Liman, Fidelis De Lena, Kosmas Paga, dan Irawati Nenobahan yang merupakan tenaga kesehatan.
Kemudian, Vantiana Kambu asal Sorong, serta Penus Lepi asal Yahukimo. Selain itu, Lenike Saban dan Erens Sama, tidak dievakuasi karena permintaan sendiri dan dalam kondisi aman.
(gsp/dpw)