Kepala Bocah 8 Tahun di Lombok Timur Luka Akibat Perang Sarung

Kepala Bocah 8 Tahun di Lombok Timur Luka Akibat Perang Sarung

Sui Suadnyana, Sanusi Ardi - detikBali
Jumat, 14 Mar 2025 10:03 WIB
Ahmad Mulki, bocah berusia delapan tahun asal Dusun Jurang Koak, Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur, NTB, luka di kepalanya akibat perang sarung, Kamis (13/3/2025) malam. (Istimewa)
Foto: Ahmad Mulki, bocah berusia delapan tahun asal Dusun Jurang Koak, Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur, NTB, luka di kepalanya akibat perang sarung, Kamis (13/3/2025) malam. (Istimewa)
Lombok Timur -

Kepala bocah berusia delapan tahun bernama Ahmad Mulki asal Dusun Jurang Koak, Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), luka. Kepala bocah itu bocor akibat perang sarung bersama teman sebayanya, Kamis (13/3/2024) malam.

"Kejadiannya tadi malam seusai salat magrib, biasanya anak-anak sering melakukan perang sarung dan ada salah satu anak yang memasukkan batu dan mengenai kepala korban sehingga korban alami luka dibagian kepala," jelas aparat Desa Bebidas, Taopik, ketika dikonfirmasi detikBali, Jumat (14/3/2025).

Warga setempat langsung melerai dan membubarkan perang sarung yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur tersebut setelah mengetahui insiden yang menimpa Mulki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga langsung mendatangi lokasi setelah mendengar jerit tangis korban karena di kepalanya mengeluarkan darah. Kemudian, pihak keluarga langsung melarikan korban ke puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan medis," jelas Taopik.

Taopik mengungkapkan anak-anak di kampungnya sering berperang sarun sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat dalam melakukan ibadah.

ADVERTISEMENT

"Sudah sering kami imbau dan melarang anak-anak ini. Orang tua mereka juga melarang untuk perang sarung ini karena selain mengganggu juga sangat berbahaya bagi mereka. Namun, namanya anak-anak kadang sulit dikasih tahu," kata Taopik.

Belajar dari insiden tersebut, sebagai aparatur desa, Taopik akan melibatkan para pemuda desa hingga para tokoh masyarakat untuk melakukan patroli untuk rangka mencegah anak-anak perang sarung.




(dpw/dpw)

Hide Ads