Pencarian balita hanyut terseret arus irigasi di Dusun Esoh, Desa Batu Tulis, Kecamatan Keruak, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), disetop pada Minggu (16/02/2025). Tim search and rescue (SAR) sudah mencari balita itu selama 7 hari, tetapi tidak ditemukan.
"Kami dari Tim SAR Unit Lombok Timur sudah berusaha dengan maksimal untuk mencari korban yang hanyut beberapa hari yang lalu dan sudah sesuai prosedur," jelas Koordinator Lapangan (Korlap) Tim SAR Lombok Timur, Samsul Padli, dikonfirmasi detikBali, Minggu (16/2/2025).
Tim SAR Lombok Timur telah menggelar operasi pencarian dari darat dan udara. "Kami sudah menyisir sungai di bendungan dan penyisiran di laut, bahkan kami juga sudah pakai drone termal untuk mencari korban," beber Padli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli menjelaskan, sesuai standar operasional prosedur (SOP), pencarian orang hilang disetop jika selama tujuh hari tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. Operasi bisa digelar lagi untuk evakuasi jika ada yang menemukan korban.
Keputusan penghentian pencarian, jelas Fadli, sudah dikoordinasikan dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Batu Tulis, Pemerintah Kecamatan Keruak, dan juga keluarga korban. "Pihak keluarga sudah mengikhlaskan," ujar Padli.
Diberitakan sebelumnya, balita berusia 2 tahun hanyut di saluran irigasi Dusun Esoh, Desa Batu Tulis, Kecamatan Keruak, Lombok Timur. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.00 Wita, Senin (10/2/2025).
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman mengungkapkan korban yang bernama Hana Septira awalnya bermain bersama seorang temannya di saluran irigasi. Teman korban merupakan seorang penyandang disabilitas mental.
"Informasi yang kami terima, korban sedang bermain di jalur irigasi bersama temannya. Setelah itu, (korban) terpeleset dan hanyut terbawa air," ungkap Nikolas.
(hsa/hsa)