Seekor ikan duyung atau dugong ditemukan mati terdampar di Pantai Tanah Merah, Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ikan duyung tersebut memiliki panjang sekitar dua meter dengan berat ditaksir sekitar 300 sampai 500 kilogram (kg).
Pantauan detikBali pada Sabtu (8/9/2025) sore, bangkai dugong berada di dalam hutan mangrove. Bila ke lokasi harus menumpang dengan perahu motor. Kondisinya sudah mulai membusuk di bagian perut dan kepala. Bau tak sedap muncul dari bangkai ikan.
Dugong itu kemudian ditarik dengan tali oleh para petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT dibantu warga setempat untuk dikuburkan dengan jarak sekitar 20 meter dari lokasi terdampar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala BBKSDA NTT, Arief Mahmud, melalui Kepala Bidang Teknis Konservasi Sumber Daya Alam BBKSDA NTT, Dadang Suryana, mengatakan mamalia laut itu awalnya ditemukan oleh masyarakat setempat pada Jumat (7/2/2025). Penemuan itu kemudian dilaporkan ke BBKSDA NTT.
"Informasi dari masyarakat bahwa dugong ini ditemukan sejak kemarin dalam keadaan mati," ujar Dadang di lokasi, Sabtu.
Menurut Dadang, dugong merupakan salah satu satwa yang dilindungi. Dugong itu diperkirakan sudah mati lebih dari 24 jam. Sehingga tim BBKSDA tidak melakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan tim BPSPL dan BKKPN serta Fakultas Kedokteran Hewan Undana untuk mengambil sampel, tapi kondisinya tidak memungkinkan lagi sehingga kami tidak lakukan nekropsi," jelas Dadang.
Dadang mengungkapkan habitat dugong sering ditemukan berada di Teluk Kupang, yaitu di sekitar Pulau Semau dan sekitarnya serta Pantai Tanah Merah. Namun, populasinya terancam punah dan intensitas pertumbuhannya sudah sangat jarang.
"Hasil monitoring kami memang dugong juga terkadang ditemukan di Teluk Kupang dan sekitarnya," ungkap Dadang.
Sebelumnya, pada 2024 pernah terjadi kasus dugong ditemukan terdampar di Pantai Sulamu, Kabupaten Kupang, dalam keadaan mati.
"Tetapi kami belum mengetahui penyebab kematiannya karena penemuan awalnya di Sulamu juga sudah membusuk sehingga tidak sempat ambil sampelnya untuk diteliti," terang Dadang.
Ketua Kelompok Konservasi Mangrove Dalek Esa, Jhoni Messakh, menuturkan ikan duyung itu awalnya ditemukan oleh warga saat hendak mencari kayu bakar di lokasi. Penemuan itu sempat menggerkan warga setempat.
"Ini baru pertama kali (dugong) terdampar di Pantai Tanah Merah sehingga sempat heboh," tutur pria berusia 48 tahun itu.
Jhoni menjelaskan salah satu hewan dilindungi yang sering dilihat adalah penyu. Menurut Jhoni, bila memasuki musim untuk bertelur, penyu banyak ditemukan warga saat hendak melaut.
"Di sini hanya penyu saja yang kami sering lihat saat mau bertelur begitu," pungkas Jhoni.
(hsa/nor)