Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menganggarkan Rp 600 juta untuk pemasangan batu boulder di tiga titik rawan abrasi. Yakni di Pantai Boom, Pantai Pondok Perasi, hingga Pantai Mapak.
"Untuk jangka pendek (penanganan abrasi) kami lakukan pemasangan batu boulder yang memang kami anggarkan di tahun ini, yakni sekitar Rp 600 juta di tiga titik. Jadi satu titik itu masing-masing Rp 200 juta," kata Kepala Dinas PUPR Kota Mataram Lale Widiahning saat diwawancarai di kantor Wali Kota Mataram, Selasa (4/2/2025).
Lale menuturkan, satu titik lokasi akan dilakukan pemasangan batu boulder dengan kisaran panjang 140 meter hingga 150 meter. Pemasangan tergantung dari kelandaian jenis abrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain batu boulder, geobag bantuan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) juga akan dipasang di tiga titik rawan abrasi.
"Kami sudah laksanakan pemasangan batu boulder di titik Pondok Perasi, Ampenan. Sekarang sudah ada sekitar 78 dam batu boulder yang turun di Pondok Prasi," tutur Lale.
Batu boulder untuk penanganan jangka pendek abrasi diletakkan di garis pantai begitu saja dengan agak menjorok ke laut sekitar 4-5 meter. Namun, batu boulder nanti diletakkan di sepanjang 150 meter di area rawan abrasi di Pantai Pondok Prasi.
"Untuk dua titik lainnya akan menyusul," jelas Lale.
Sebelumnya, Wali Kota Mataram Mohan Roliskana berharap adanya dukungan anggaran untuk membangun riprap di kawasan Bintaro, Ampenan, hingga Mapak di Sekarbela bisa terealisasi secepatnya. Sehingga, masyarakat tak perlu khawatir ketika cuaca ekstrem mulai melanda Kota Mataram.
Mengingat, ketika cuaca buruk terjadi, kawasan rumah warga di sepanjang garis pantai Kota Mataram kerap diterpa banjir rob. Sehingga tidak sedikit rumah warga yang hancur karena tinggi gelombang.
(nor/gsp)