Cuaca Buruk di NTT hingga 6 Februari, BMKG Peringatkan Banjir dan Longsor

Cuaca Buruk di NTT hingga 6 Februari, BMKG Peringatkan Banjir dan Longsor

Ambrosius Ardin - detikBali
Selasa, 04 Feb 2025 20:51 WIB
Banjir rob terjang Desa Toblolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (4/2/2025).
Banjir rob terjang Desa Toblolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (4/2/2025). (Foto: dok. BPBD Kabupaten Kupang)
Manggarai Barat -

Hujan lebat disertai petir diperkirakan masih terjadi di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga 6 Februari 2025. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, cuaca buruk ini dipicu oleh sirkulasi siklonik di Australia dekat Teluk Carpentaria yang mengakibatkan pusat tekanan rendah.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Eltari Kupang, Sti Nenot'ek, menjelaskan bahwa pusat tekanan rendah di Australia ini menyebabkan daerah konvergensi dan belokan angin di wilayah NTT, sehingga banyak awan hujan terbentuk.

"Akibat dari kondisi tersebut menyebabkan beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah NTT," kata Sti Nenot'ek, Selasa (4/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain sirkulasi siklonik di Australia, jelas Sti Nenot'ek, cuaca buruk juga dipengaruhi oleh aktifnya monsun Asia, fenomena La Nina lemah, dan Madden Julian Oscillation (MJO). Kondisi ini dapat menyebabkan hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di beberapa wilayah NTT.

Siklon tropis Taliah terpantau di Samudera Hindia, sebelah selatan Jawa Timur, dengan kecepatan angin maksimum 60 knot (110 km/jam) dan tekanan udara minimum 976 hPa. Siklon ini bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Adapun siklon tropis Vince terpantau di Samudera Hindia, sebelah selatan-barat daya Bengkulu, dengan kecepatan angin maksimum 50 knot (95 km/jam) dan tekanan udara minimum 989 hPa. Siklon ini juga bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Sti Nenot'ek mengatakan, cuaca buruk ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Masyarakat diminta untuk tetap waspada.

"Waspadai potensi dampak hujan dan angin kencang berdurasi singkat pada puncak musim hujan yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, dan kerusakan pada bangunan atau fasilitas umum," tandas Sti Nenot'ek.

Hujan lebat dan angin kencang masih terjadi di sejumlah wilayah NTT. Bencana seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang dilaporkan terjadi di beberapa daerah.

Potensi gelombang tinggi dan angin kencang juga terjadi di wilayah perairan NTT. Di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, aktivitas kapal feri dan kapal wisata dihentikan sementara. Kapal wisata hanya diizinkan berlayar ke Pulau Rinca yang berdekatan dengan Pelabuhan Labuan Bajo.




(dpw/gsp)

Hide Ads