Seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini telah memasuki puncak musim hujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut wilayah NTT berpotensi terdampak bencana akibat cuaca ekstrem hingga 3 Februari 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Eltari Kupang Sti Nenot'ek meminta warga untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga longsor. Potensi ancaman bencana itu juga terjadi di wilayah Labuan Bajo, Manggarai Barat.
"Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di hampir seluruh wilayah kota dan kabupaten di Provinsi NTT," kata Sti Nenot'ek dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG, dia berujar, memantau adanya monsun Asia, fenomena La Nina lemah, hingga Madden Julian Oscillasion (MJO) di sekitar wilayah NTT. Selain itu, teramati pula daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan daerah pertemuan angin (konfluensi).
"Akibat kondisi tersebut menyebabkan wilayah NTT berpotensi terjadi hujan sedang hingga sangat lebat dalam sepekan ke depan," jelas Sti Nenot'ek.
Cuaca ekstrem di NTT sudah berlangsung hampir dua pekan terakhir. Bahkan, terjadi banjir, longsor, hingga pohon tumbang di sejumlah wilayah akibat hujan lebat disertai angin kencang.
Sementara itu, gelombang tinggi dan angin kencang juga terjadi di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat. Walhasil, kapal wisata di perairan itu sempat dilarang berlayar ke Taman Nasional Komodo.
(iws/gsp)