Buaya-buaya berukuran besar terlihat berkeliaran di tepi Muara Terang, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam video yang diperoleh detikBali, seekor buaya berjalan di daratan di tepi muara. Satu ekor lagi terlihat berenang di tepi muara. Buaya berkeliaran di tepi muara itu terjadi, Selasa (21/1/2025).
Kepala Desa Golo Sepang, Saverius Banskoan, mengatakan buaya berkeliaran di daratan di tepi Muara Terang sudah biasa terjadi. Kondisi ini umumnya terjadi saat banjir. Buaya yang biasanya berada di tengah-tengah mangrove akan keluar saat terjadi banjir.
Saat kejadian ini, muara terlihat keruh dan daratan di tepi muara berlumpur. Desa Golo Sepang dan wilayah lainnya di Manggarai Barat sedang diguyur hujan lebat beberapa hari terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait buaya di Terang, itu sudah biasa bagi warga menyaksikan buaya di pinggir muara. Apalagi saat banjir biasanya buaya keluar semua dari dalam semak-semak (mangrove)," kata Saverius, Rabu (22/1/2025).
Ia mengatakan buaya di Muara Terang kadang masuk ke permukiman warga. Buaya-buaya itu menyerang ternak milik warga. "Kalau buaya menyerang ternak itu baru heboh," ujarnya.
Saverius mengaku belum mendapat laporan tentang ternak warga diserang buaya. Kasus buaya Nanga Terang masuk permukiman warga pernah terjadi pada Mei 2023. Jumlahnya mencapai belasan ekor. Hewan buas itu biasa itu memangsa ternak milik warga, seperti kambing, bebek, dan ayam. Warga saat itu juga merasa terancam keselamatannya.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT masih menelusuri informasi adanya buaya berkeliaran di Muara Terang itu.
"Ya, masih ditelusuri," kata Kabid Wilayah II BBKSDA NTT Daniwari Widiyanto.
Dani mengatakan mengatakan muara Terang memang menjadi habitat buaya. Buaya juga ada di sela-sela ,angrove di sekitar muara tersebut.
Ia mengatakan sesuai belasan buaya menyerang ternak di permukiman warga pada Mei 2023, petugas langsung turun ke lapangan. BBKSDA saat itu memberikan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait keberadaan buaya di sana.
Mereka juga memasang papan imbauan di beberapa titik di sana. Namun, BBKSDA tidak membangun pagar pembatas antara habitat buaya dengan permukiman warga.
(hsa/iws)