.webp)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Polda NTB menanam jagung di wilayah Pringgabaya, Lombok Timur, untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Pemprov NTB menargetkan bisa memanen 4 juta ton jagung pada tahun ini.
"Kami akan targetkan NTB pada tahun 2025 ini 4 juta ton jagung," ujar Pj Gubernur NTB, Hassanudin, dalam sambutanya, Selasa (21/01/2025).
Hasanudin menyebut NTB menempati posisi ke enam sebagai lumbung padi nasional dengan total produksi mencapai 1,4 juta ton. Sedangkan, produksi jagung NTB sebanyak 1,3 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menjaga stabilitas harga jagung, Pemprov NTB akan menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) dari yang sebelumnya Rp 5000 menjadi Rp. 5.500. "Sehingga kami berharap petani jagung menjadi lebih semangat dalam menggarap lahannya," kata Hasan.
Ia berharap melalui kegiatan ini masyarakat bisa bekerja sama membangun ketahanan pangan yang kuat. Terlebih, dia berujar tanah di NTB sangat subur.
"Semoga melalui program ini, masyarakat dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka," harapnya.
Sementara itu, Kapolda NTB, Irjen Hadi Gunawan mengatakan kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol kolaborasi antara Polri dan pemerintah provinsi. Ia menyebut kegiatan itu juga dapat meningkatkan produksi jagung hingga 25 persen dari produksi sebelumnya.
"Dengan tanah yang subur seperti di NTB, kami yakin hasil panen dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," pungkasnya.
Penanaman Jagung di Tabanan
Kegiatan serupa dilakukan Polres Tabanan untuk mendukung swasembada pangan nasional. Polres Tabanan bersama Kodim 1619/Tabanan, Kejari Tabanan, jajaran Pemkab Tabanan, hari ini menanam jagung di Subak Bantas Pekaseh Apitjaring, Desa Batannyuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali.
"Kegiatan ini dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo, mendukung ketahanan pangan nasional," kata Kapolres Tabanan AKBP Chandra Citra Kesuma, Selasa siang.
Selain di Kecamatan Marga, penanaman jagung juga dilakukan di beberapa wilayah lainnya di Tabanan. "Di Marga kurang lebih 30 are. Di wilayah Seltim (Selemadeg Timur) 1.000 hektare kami siapkan. Tapi baru dimulai (menanam) bulan Juni atau Juli, disesuaikan kondisi tanah dan cuaca," jelasnya.
(iws/iws)
