Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi menjadi perhatian di berbagai daerah di Indonesia. Namun, sejumlah peternak sapi di Lombok Timur mengaku tidak mengetahui dan tidak terlalu khawatir dengan masalah tersebut.
Hal ini disampaikan oleh beberapa peternak dan saudagar sapi yang ditemui detikBali di Pasar Hewan Masbagik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (17/1/2025).
"Tidak tahu tentang PMK ini dan sepertinya belum ada di wilayah saya," ujar Muhar, seorang peternak asal Sambelia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan serupa disampaikan Haji Baharudin, seorang saudagar sapi dari Desa Kalijaga, Kecamatan Lenek. Ia mengatakan hingga saat ini belum menemukan kasus PMK di wilayahnya.
"Nah kalau PMK ini belum ada di tempat kami," kata Haji Baharudin.
Namun, ia mengaku lebih khawatir dengan penyakit biri-biri yang sering menyerang sapinya. Penyakit ini menyebabkan benjolan pada lutut sapi dan berdampak pada berkurangnya nafsu makan ternak.
"Yang saya khawatirkan itu ada namanya penyakit biri-biri. Biasanya itu membuat kurang untuk makan. Alhamdulillah sapi saya masih sehat, itu baru saja laku," jelas Haji Baharudin.
Sementara itu, Amaq Mul (39), peternak asal Desa Sakra, mengaku sapinya pernah terjangkit PMK setahun yang lalu. Namun, ia berhasil mengobatinya dengan metode tradisional menggunakan daun sirih.
"Sapi saya dulu pernah ada penyakit di kukunya itu. Saya obati pakai daun sirih, saya gosok-gosok kukunya. Air rebusan daun sirih itu saya siramkan ke kukunya rutin, dan lama-kelamaan sembuh," terang Amaq Mul.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur, Hultatang, menjelaskan PMK tidak terlalu berbahaya bagi sapi yang sudah divaksinasi.
"Ya betul tidak terlalu berbahaya, karena kami sudah melakukan vaksinasi sehingga dampaknya juga tidak seperti dulu. Tapi kami nggak boleh lalai," kata Hultatang saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Ia menekankan bahwa PMK dapat berbahaya bagi sapi yang belum divaksinasi, terutama jenis sapi eksotik. Saat ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan menemukan indikasi 34 ekor sapi yang diduga terkena PMK. Namun, seluruhnya telah ditangani dan dinyatakan sembuh.
Dalam waktu dekat, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan akan melakukan vaksinasi di semua wilayah kecamatan di Lombok Timur.
(dpw/dpw)