MXGP Lombok Tinggalkan Utang Rp 8 Miliar, Puluhan Vendor Tuntut Pelunasan

Mataram

MXGP Lombok Tinggalkan Utang Rp 8 Miliar, Puluhan Vendor Tuntut Pelunasan

Ahmad Viqi - detikBali
Kamis, 16 Jan 2025 17:10 WIB
Ketua IMI Puji Gelaran MXGP Seri ke-12
MXGP Lombok 2024. (Foto: Istimewa)
Mataram -

Penyelenggaraan Motocross Grand Prix (MXGP) seri 11 dan 12 di Sirkuit Eks Bandara Selaparang, Kota Mataram, Lombok, pada 29-30 Juni dan 6-7 Juli 2024 menyisakan utang sebesar Rp 8 miliar kepada puluhan vendor. Kini para vendor menuntut pelunasan.

Vendor-vendor tersebut meliputi Sound Solution (TV, electrical, sound), Zaish Stage (main stage), Abenk Stage (barricade), BB Production (tenda, kursi, meja), Jen (genset), Pelita Harapan (sound, lighting, tenda, ringlock), Alfa Pro (barricade, rigging), Perisai Indah Abadi (tenda, meja, kursi, misty fan), Dian Mandiri (AC), Tracker Indonesia (racing management), dan RSUD Provinsi NTB (layanan medis).

Perwakilan vendor, Angga, menuntut pelunasan utang yang menjadi tanggung jawab PT Samota Enduro Gemilang (SEG) sebagai promotor. Direktur Utama SEG, Diaz Rahmah Irhani, disebut bertanggung jawab atas pembayaran tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teman-teman vendor butuh uang untuk cicilan utang. Mereka beli barang dengan berutang. Itu yang mereka (panitia MXGP) nggak pikirkan," ujar Angga, Kamis (16/1/2025).

Angga mengungkapkan, berdasarkan surat perjanjian kerja (SPK), pembayaran kepada vendor seharusnya dilakukan paling lambat 30 hari setelah acara selesai. Namun, perjanjian tersebut tidak berjalan sesuai kesepakatan.

ADVERTISEMENT

"Pada awalnya akan dibayar 30 persen, kemudian setelah barang dipasang akan dibayar 50 persen. Namun hanya diberikan 10 persen dari nilai pembayaran hingga acara selesai," jelasnya.

Ia juga menyoroti kejanggalan terkait SPK. Setelah penandatanganan bermaterai, vendor tidak diberikan salinan perjanjian, yang membuat mereka kehilangan kekuatan hukum untuk mengajukan gugatan.

"Mereka memberikan berbagai alasan. Saat saya loading barang, mereka bilang, 'Pasang dulu barangmu, besok saya kasih salinannya,'" ujarnya.

Setelah satu bulan, Angga hanya menerima pembayaran sebesar Rp 30 juta, ditambah Rp 50 juta, yang totalnya masih jauh dari 50 persen nilai kontrak.

Sisa utang penyelenggaraan MXGP berdampak besar pada operasional bisnis para vendor. Beberapa vendor harus menyewa barang dari pihak lain untuk memenuhi kebutuhan acara.

"Perjanjian memang ada waktu itu. Namun yang tanda tangan hanya mereka saja. Saya tidak tanda tangan. Deadline-nya tidak ada sehingga terkesan main-main buat surat perjanjiannya. Saya punya lengkap suratnya," kata Angga.

Respons Panitia MXGP

Direktur Utama PT SEG, Diaz Rahmah Irhani, membenarkan adanya utang sebesar Rp 8 miliar kepada vendor. Ia menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan utang tersebut.

"Kurang lebih segitu, ya. Tapi pada dasarnya kami komitmen menyelesaikan. Kami ingin menyelesaikan sesegera mungkin," ujarnya melalui sambungan telepon.

Diaz juga menyebutkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan beberapa vendor untuk menjelaskan situasi dan memastikan transparansi.

"Kami terbuka kok. Kami bertemu dengan beberapa vendor dan menjelaskan semuanya. Tujuan kami, event memajukan daerah," kata Diaz.

Diaz menegaskan, semua utang akan dilunasi. Ia mengungkapkan bahwa panitia sedang mempersiapkan beberapa acara baru untuk membantu melunasi utang tersebut.

"Ini bentuk komitmen kami untuk segera melunasi utang ini," tegas Diaz.

Adapun event MXGP Lombok 2024 diinisiasi oleh mantan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, yang menjabat sebagai Chairman MXGP Indonesia. Pelaksanaannya dipercayakan kepada PT Samota Enduro Gemilang (SEG) dengan Diaz Rahmah Irhani sebagai Direktur Utama.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads