Menhut Raja Juli Dorong Pengembangan Sorgum di NTT

Timor Tengah Selatan

Menhut Raja Juli Dorong Pengembangan Sorgum di NTT

Simon Selly - detikBali
Senin, 13 Jan 2025 22:04 WIB
Menhut Raja Juli Antoni (paling kanan) saat meninjau kebun sorgum di Soe, Timor Tengah Selatan, NTT, Senin (13/1/2025).
Menhut Raja Juli Antoni (paling kanan) saat meninjau kebun sorgum di Soe, Timor Tengah Selatan, NTT, Senin (13/1/2025). (Foto: Simon Selly/detikBali)
Timor Tengah Selatan -

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni meninjau Perhutanan Sosial dan Kelompok Tani Hutan (KTH) di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kunjungannya, Menhut menyoroti pengelolaan tanaman sorgum oleh KTH Sehati.

Menhut Raja Juli menyebut sorgum memiliki berbagai kegunaan yang dapat diolah menjadi kebutuhan sehari-hari.

"Sorgum punya banyak manfaat, bijinya bisa jadi tepung, batangnya bisa jadi gula," ujar Raja Juli Antoni saat mengunjungi KTH di Soe, Senin (13/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, sorgum merupakan tanaman serbaguna yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, bahan baku industri, hingga pakan ternak.

"Sorgum juga biasa dimanfaatkan sebagai pengganti beras karena memiliki kandungan gizi yang tinggi," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Dalam kunjungan tersebut, Menhut juga mengetahui bahwa para petani di KTH Sehati masih menggunakan cangkul untuk menanam. Ia menyatakan akan memberikan bantuan berupa traktor tangan. Selain itu, ia meminta para petani untuk tidak ragu meminta bantuan bibit.

"Jika perlu bibit misalnya buah-buahan, bisa dikoordinasikan dengan kepala balai, kita bisa siapkan," lanjutnya.

Menhut turut didampingi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie. Mereka meninjau potensi Perhutanan Sosial di TTS yang memiliki komoditas seperti singkong, mete, dan pisang. Namun, Menhut juga menyoroti masalah ketersediaan air yang menjadi kendala utama.

"Potensi petani hutan luar biasa di wilayah ini. Namun, masih ada kendala seperti air. Mungkin akan ada bantuan riset dari politeknik di sini, tentunya bekerja sama dengan pemerintah daerah. Ada pipa yang rusak, dan kita akan mencari sumber-sumber lain untuk menghidupi tanaman," kata Raja Juli.

Pada kesempatan yang sama, Wamendiktisaintek Stella Christie menyatakan pihaknya akan membantu mencari solusi atas masalah air. Ia juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung peningkatan ekonomi masyarakat di perhutanan sosial.

"Saya di sini membantu Pak Menteri, mendampingi Pak Menteri, mendengarkan masalah-masalah yang masih ada. Walaupun sudah banyak pencapaian, saya bangga sekali (karena) ketua kelompok adalah perempuan," ujar Stella.

Ia menambahkan teknologi dapat menjadi solusi untuk mengatasi kendala air. "Supaya segera kami pikirkan, terutama air. Air itu menggunakan teknologi, jadi pendidikan tinggi harus bisa sumbangsih pada masyarakat lokal untuk meningkatkan ekonomi," pungkasnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads