"Kantor pendopo (gubernur) dan kantor gubernur berada di wilayah Mataram, jadi sudah sepantasnya kalau yang pertama kami kunjungi itu adalah Kantor Wali Kota Mataram. Kami kulo nuwun lah, kalau orang Jawa bilang," kata Iqbal saat ditemui di lokasi.
Iqbal menyatakan, Kota Mataram sebagai ibu kota provinsi NTB memiliki peran strategis sebagai etalase daerah. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi NTB akan memberikan dukungan penuh untuk pengembangan kota ini.
"Kota Mataram itu adalah ibu kota provinsi, jadi ini adalah etalasenya NTB. Kalau bagus etalasenya, berarti isinya bagus," ujarnya.
Revitalisasi Kota Tua Ampenan dan Transportasi Publik
Iqbal menyebutkan dua fokus utama yang akan dikerjakan bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, yaitu revitalisasi Kota Tua Ampenan dan pengembangan transportasi publik.
"Saya bicara dua hal dengan beliau, yang dalam waktu dekat akan segera kami lakukan. Pertama, untuk revitalisasi Kota Tua Ampenan. Targetnya harus menjadi situs UNESCO," katanya.
Selain itu, Iqbal menyoroti pentingnya peningkatan transportasi publik di Kota Mataram. "Beliau sampaikan bahwa salah satu hal penting yang belum bisa dilaksanakan sebelumnya adalah transportasi publik. Saya mendukung karena ini akan menjadi etalase sekaligus pilot project untuk transportasi publik di kabupaten lainnya di NTB," jelasnya.
Mohan Sambut Dukungan Pemprov NTB
Wali Kota Mataram Mohan Roliskana menyambut baik gagasan Gubernur NTB terpilih. Ia berharap revitalisasi Kota Tua Ampenan dapat diwujudkan dengan dukungan dari pemerintah provinsi dan kementerian terkait.
"Target UNESCO itu gagasan beliau, tentu kami sambut baik. Sebelumnya kami akan melakukan pembenahan di sana sebelum mengajukan Kota Tua Ampenan menjadi situs UNESCO," ujar Mohan.
Mohan menambahkan, pelibatan pemerintah provinsi akan memberikan dampak signifikan dalam pengembangan kawasan Kota Tua Ampenan. Ia juga menyoroti pentingnya transportasi publik ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik berkapasitas kecil.
"Ada gagasan beliau terkait kendaraan listrik. Itu bisa menjadi solusi untuk transportasi publik di Kota Mataram," katanya.
Kendala Transportasi Publik di Mataram
Mohan mengungkapkan, transportasi publik di Kota Mataram masih menghadapi berbagai kendala, seperti jumlah yang minim dan kondisi yang kurang layak.
"Sebelumnya pernah dilakukan project awal untuk transportasi publik, tapi tidak berjalan karena fasilitasnya tidak sesuai. Ukuran bus yang terlalu besar menambah kemacetan," jelasnya.
Menurut Mohan, kendaraan yang lebih kecil akan lebih sesuai dengan kondisi jalan di Kota Mataram. Ia berharap gagasan transportasi publik berbasis listrik yang diusulkan Iqbal dapat segera direalisasikan.
(dpw/gsp)