Cegah Wabah HMPV, Dinkes NTB Bakal Cek Suhu Tubuh Penumpang di Bandara Lombok

Cegah Wabah HMPV, Dinkes NTB Bakal Cek Suhu Tubuh Penumpang di Bandara Lombok

Ahmad Viqi - detikBali
Senin, 06 Jan 2025 19:47 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB Lalu Hamzi Fikri saat diwawancarai di Kantor Dinkes NTB di Mataram, Selasa (29/10/2024). (Foto:Β Nathea Citra/detikBali)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB Lalu Hamzi Fikri. (Foto:Β Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Nusa Tenggara Barat (NTB) bakal memperketat pengawasan terhadap wisatawan mancanegara yang masuk melalui Bandara Internasional Lombok. Kondisi kesehatan penumpang akan diperiksa untuk mencegah masuknya wabah Human Metapneumoniavirus (HMPV).

Nantinya, petugas melakukan skrining atau mengecek suhu tubuh penumpang yang tiba di Bandara Internasional Lombok. "Kami akan cek nanti jika ada (penumpang) yang gangguan pernapasan, demam, pilek, dan sesak napas," ujar Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri, Senin (6/1/2025).

Untuk diketahui, wabah MHPV dilaporkan merebak di China dalam beberapa pekan terakhir. Seorang pejabat otoritas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China menyebut negara itu kemungkinan terkena berbagai penyakit infeksi saluran pernapasan pada musim dingin dan semi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain China, Malaysia juga melaporkan peningkatan kasus infeksi HMPV pada 2024. Negara tetangga Indonesia itu mencatat 327 kasus HMPV pada 2024, naik 45 persen dari 225 kasus pada 2023.

Fikri mengungkapkan pintu masuk wisatawan asing di Lombok perlu diperketat. Terlebih, turis asing di daerah itu lebih banyak berasal dari Malaysia yang mencatatkan lonjakan kasus HMPV.

ADVERTISEMENT

"Kami (NTB) paling banyak wisman asal Malaysia. Jadi saya udah update kasus MHPV nihil di Malaysia sejauh ini," kata Fikri.

Sepengetahuan Fikri, wabah HMPV bisa menyebabkan bronkitis dan pneumonia bagi penderita. Meski begitu, ia menyebut wabah itu sulit menyerang usia dewasa. Menurutnya, penyakit akibat gangguan pernapasan itu lebih berisiko dialami anak-anak dan warga lanjut usia (lansia).

"Karena ini virus baru, belum ada vaksin. Caranya mencegah di pintu masuk. Kami perlu perkuat lagi di pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan," imbuhnya.

Fikri bakal berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk mencegah penularan virus ini melalui pintu masuk NTB. Pengawasan bakal dilakukan dengan melihat gejala wisatawan yang datang ke NTB.

"Gejalanya mirip seperti influenza. Karena virus itu cepat menular, jadi perlu kewaspadaan," ujarnya.

Menkes Sebut HMPV Sudah Ada Sejak 2001

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi kasus HMPV yang mewabah di China. Selain China, Malaysia juga melaporkan temuan kasus HMPV sebanyak 327 pasien sepanjang tahun 2024.

Menkes Budi menuturkan hMPV sudah ditemukan sejak 2001 dan bukanlah virus baru. Tidak seperti COVID-19 yang sempat memicu pandemi, HMPV sudah ada sejak lama dan tubuh manusia umumnya sudah beradaptasi dengan virus tersebut.

"COVID-19 itu virus baru, HMPV itu virus lama, sama seperti virus flu, itu virus lama," kata Menkes Budi ketika di Jakarta Selatan, Senin, dikutip dari detikHealth.

"Apa bedanya virus baru dan lama? Kalau baru kayak COVID, tubuh manusia itu belum tau kayak gimana meresponsnya. Akibatnya kalau menyerang tubuh, tubuh kita bingung bagaimana meresponsnya, sehingga kemungkinan besar risiko fatalitas tinggi," imbuhnya.

Budi menyebut HMPV sudah ada di seluruh dunia. Bahkan, dia berujar, virus tersebut sebenarnya juga akan ditemukan di Indonesia jika diperiksa secara mendalam. Ia menegaskan infeksi HMPV tidak mematikan.

"Itu tidak benar (infeksi HMPV mematikan). Apakah ada di Indonesia? HMPV ini di Indonesia sudah lama, kalau dicek sekarang ada ya ada," pungkasnya.




(iws/hsa)

Hide Ads