Wanita Lansia di Rote Ndao Tewas Tersambar Petir Saat Pulang ke Rumah

Wanita Lansia di Rote Ndao Tewas Tersambar Petir Saat Pulang ke Rumah

Yufengki Bria - detikBali
Minggu, 05 Jan 2025 11:46 WIB
Ilustrasi petir
Ilustrasi petir. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Asa Schlobohm)
Rote Ndao -

Seorang wanita lanjut usia (lansia), Sufeni Sulla, dilaporkan tewas tersambar petir saat dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Peristiwa nahas itu terjadi di persawahan Polo, Desa Temas, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin siang.

"Korban tersambar petir saat hendak pulang ke rumahnya seusai bekerja di sawahnya," ujar Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, Minggu (5/1/2024).

Mardiono menuturkan kejadian itu berawal sekitar pukul 09.00 Wita, wanita berusia 68 tahun itu bersama suaminya, Stefanus Sulla, sedang berada di area persawahan mereka untuk membajak sawah yang akan ditanami padi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama kemudian, sekitar pukul 12.30 Wita, Sufeni pamit kepada suaminya untuk pulang lebih awal. Sebab, saat itu terjadi hujan yang semakin deras. Setelah itu, Sufeni langsung meninggalkan suaminya di sawah.

Dalam perjalanannya, Sufeni bertemu dengan dua orang warga, yaitu Markus Nassa dan Salmun Nassa. Sufeni lantas menawarkan kepada Markus dan Salmun untuk makan dan meminum kopi yang dibawanya.

ADVERTISEMENT

Markus dan Salmun tak sempat makan dan minum lantaran hujan lebat. Selanjutnya, Sufeni melanjutkan perjalanannya. Namun, jarak sekitar 50 meter, Markus dan Salmun mendengar guntur dan petir yang semakin bergelegar.

Seusai gelegar guntur dan petir, Markus dan Salmun tidak melihat keberadaan Sufeni. Mereka lantas mengeceknya. Ternyata Sufeni sudah dalam kondisi tewas dengan posisi terlungkup dalam sawah.

"Saat itu para saksi (Markus dan Salmun) sempat mengangkat korban, tetapi sudah dalam keadaan meninggal. Terdapat sobekan terbakar pada baju dan kain yang dikenakan korban. Pada tubuh bagian dada dan perutnya juga terdapat luka bakar," tutur Mardiono.

Kejadian itu langsung dilaporkan kepada warga yang sedang berada di kompleks persawahan Polo. Termasuk kepada suaminya untuk mengevakuasi jenazah Sufeni ke rumahnya.

Keluarga menerima peristiwa itu sebagai musibah dan tidak berkenan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk kepentingan penyelidikan.

"Kami terus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada saat terjadi hujan disertai guntur dan petir. Bhabinkamtibmas juga saya sudah perintahkan agar lebih tingkatkan edukasi kepada masyarakat terkait dampak cuaca buruk ini," pungkas Mardiono.




(dpw/dpw)

Hide Ads