Banjir merendam tujuh desa di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hasil pendataan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, ada 2.206 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir. Di antaranya ada yang sempat mengungsi ke masjid.
"Total yang terdampak banjir yang terjadi Senin (23/12/2024) kemarin, sebanyak 2.206 KK," kata Kepala BPBD Kabupaten Bima, Isyrah, kepada detikBali, Selasa, (24/12/2024).
Isyrah mengungkapkan dua ribuan lebih KK yang terdampak banjir tersebar di tujuh desa. Yakni, Desa Kore, Desa Sandue, dan Desa Boro, Kecamatan Sanggar. Kemudian empat desa di Kecamatan Lambu, yakni Desa Sumi, Soro, Rato, dan Melayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tersebar di tujuh desa di dua Kecamatan," ujar Isyrah.
Dia memerinci di Desa Kore ada 55 KK yang terdampak, Desa Sandue ada 61 KK, dan Desa Boro ada 60 KK. Kemudian, di Desa Sumi ada 1.130 KK, Desa Soro ada 600 KK, Desa Rato 200 KK, dan Desa Melayu 100 KK.
"Untuk saat ini, kami sudah membangun posko tanggap darurat di kantor Camat Lambu. Serta posko kesehatan di tiap-tiap desa yang terdampak banjir," ujarnya.
Menurut Isyrah, banjir melanda setelah hujan mengguyur pada Senin. Hujan dengan intensitas sedang dan lebat berlangsung sejak pukul 13.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita.
Hal tersebut membuat daerah aliran sungai (DAS) tak mampu menahan debit air yang mengalir deras, hingga menyebabkan air meluap masuk ke area permukiman warga hingga jalan raya.
"Luapan air setinggi lutut hingga leher orang dewasa. Banjir berangsur surut pukul 23.00 WITA," ujarnya.
Isyrah mengungkapkan sejak tadi malam, warga yang sempat diungsikan ke masjid dan tempat yang aman setelah terjebak banjir, sudah dipulangkan kembali ke rumahnya masing-masing. Saat ini warga tengah membersihkan lumpur, sisa material banjir.
"Kebutuhan mendesak bagi korban yang terdampak banjir, yakni air bersih dan tenaga Kesehatan. Kami dari BPBD juga telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa nasi bungkus dan air bersih," imbuhnya.
(hsa/gsp)