Warga Belu Temukan Mortir Saat Kumpulkan Batu di Pinggir Sungai

Warga Belu Temukan Mortir Saat Kumpulkan Batu di Pinggir Sungai

Belu, Yufengki Bria - detikBali
Jumat, 20 Des 2024 20:06 WIB
Polisi mengevakuasi mortir di pinggir Sungai Talau, Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua, Belu, NTT, Jumat (20/12/2024). (Dok. Polres Belu)
Foto: Polisi mengevakuasi mortir di pinggir Sungai Talau, Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua, Belu, NTT, Jumat (20/12/2024). (Dok. Polres Belu)
Belu -

Warga di RT 38, RW 05, Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), digegerkan dengan penemuan mortir di pinggir Sungai Talau. Mortir itu ditemukan pada Jumat (20/12/2024) sekitar pukul 11.30 Wita.

"Itu kan (mortir) ditemukan di pinggir Sungai Talau oleh warga yang sedang mencari batu untuk mengumpulkan," ungkap Kapolres Belu, AKBP Benny Miniani Arief, Jumat (20/12/2024) malam.

Benny menuturkan mortir itu ditemukan oleh warga bernama Salmun Yulimus saat sedang mengumpulkan batu di sekitar lokasi. Pria berusia 36 tahun itu tiba-tiba menemukan barang tersebut yang menyerupai botol kaca. Namun, ukurannya lebih besar dan terbuat dari besi baja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dipenuhi rasa curiga, warga asal RT 38, RW 04, Kelurahan Fatubenao, itu langsung melaporkan kepada Lurah Fatubenao. Laporan itu kemudian diteruskan kepada Polres Belu.

Polres Belu juga meneruskan laporan itu kepada Komandan Satuan (Dansat) Brigade Mobile (Brimob) Polda NTT, Kombes Ferry Raimond Ukoli, untuk minta bantuan evakuasi dan mengamankan mortir tersebut.

ADVERTISEMENT

"Karena dari ciri-ciri awal yang disampaikan dan setelah kami tiba di lokasi kejadian memang bentuknya seperti mortir, makanya teman-teman Brimob yang evakuasi karena mereka yang punya keahlian," tutur mantan Kapolres Sumba Barat itu.

Saat ini, Benny berujar, mortir tersebut sudah diamankan di gudang penyimpanan senjata Mapolres Belu. Temuan mortir itu akan diselidiki oleh tim Unit Penjinak Bom (Jibom) Satbrimob Polda NTT. Dugaan sementara, mortir itu merupakan peninggalan Jepang.

"Kalau dilihat sudah lama sekali. Mungkin lebih mengarah ke zaman penjajahan Jepang karena kalau saya lihat sekilas dari bentuknya sudah karatan. Artinya, waktunya lebih lama dari sekarang," ungkap Benny.

Mortir tersebut, Benny berujar, memiliki panjang sekitar 30 sentimeter dan berdiameter 10 sentimeter. Benny menjelaskan mortir tersebut rencananya akan dimusnahkan oleh tim Gegana dan Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Satbrimob Polda NTT.

"Kami masih rencanakan lokasi pemusnahan dan segala macam sambil tunggu petunjuk dari teman-teman Gegana dan Jihandak," jelas Benny.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads