Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjajaki sistem pengawasan obat dan makanan berkelas dunia. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu adalah dengan berupaya memperoleh status WHO Listed Authority (WLA).
"Insyaallah tahun depan target kami sudah masuk WLA. Kami lagi mengakses," kata Kepala BPOM RI Taruna Ikrar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (28/11/2024).
Taruna menjelaskan reputasi Indonesia akan setingkat negara-negara maju jika telah memperoleh status WLO. Menurutnya, status tersebut penting karena saat ini baru 30 dari 196 negara yang bisa masuk di dalamnya. "Berarti kan wibawa kita naik," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manfaat status WLA lainnya, dia berujar, berkaitan dengan kemudahan ekspor. Taruna menyebut negara tujuan tidak perlu lagi datang langsung untuk mengecek semua perusahaan dan industri produk yang hendak diekspor tersebut.
Di sisi lain, Taruna menjelaskan negara yang belum masuk WLA harus memenuhi sejumlah syarat ketika melakukan ekspor. Salah satunya, BPOM dari negara tujuan harus datang untuk mengecek. "Prosesnya panjang, bahkan bisa butuh waktu bertahun-tahun untuk mengekspansi negara mereka," ujar dia.
Kepala BBPOM Mataram Yosef Dwi Irwan mengatakan BPOM terus melakukan perbaikan. Mulai dari memastikan food safety hingga mendukung UMKM. Jika BPOM sudah menjadi lembaga atau institusi berkelas dunia, dia berujar, pelaku usaha juga akan memiliki produk berstandar dunia.
"Jadi output-nya, kalau sudah seperti ini lembaganya, maka SDM-nya akan memiliki pemahaman yang baik. Juga produknya berkelas dunia dan layak diekspor. Sekarang sudah ada beberapa, hanya saja ekspor di NTB belum terlalu signifikan karena belum ada pelabuhan resmi ekspor, masih di Jakarta, Surabaya dan lainnya," kata Yosef.
Terkait ekspor, beberapa pelaku usaha di NTB sudah melakukan pengiriman secara mandiri. Mekanisme itu merupakan permintaan pembeli dari beberapa negara dan merupakan hal positif untuk mendorong kegiatan ekspor.
"Apalagi di NTB beda, contohnya makanan komersial seperti sate rembiga. Orang tidak perlu simpan lagi sate itu di frozen, tapi bisa disimpan di suhu kamar dan bisa bertahan enam bulan. Jadi, saat umroh, haji, itu bisa jadi bekal," ujar Yosef.
(iws/iws)