Revanda Bangun, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), cekcok dengan sejumlah pegawai lapas. Rekaman video yang menunjukkan keributan tersebut viral di media sosial (medsos).
Dalam video berdurasi 3 menit 2 detik yang dilihat detikBali, tampak Revanda sedang merokok di hadapan sejumlah pegawai. Sementara seorang pegawai berpakaian hitam sedang memprotes. Ia meminta Revanda agar tidak arogan dan jangan menghina bawahannya.
"Jangan begitu Bapak, saya ini sudah tua di sini, 33 tahun saya bekerja di sini Bapak. Jangan begitu Bapak, yang enak saja Bapak," ujar seorang pegawai berpakaian hitam dalam video tersebut, dikutip detikBali, Jumat (22/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berpakaian hitam itu menyebut sejumlah pegawai di bagian penjagaan tahanan juga sering dicap goblok dan tidak bisa bekerja oleh Revanda. Pria itu kemudian berulang kali meminta Revanda agar tidak lagi melontarkan kata-kata yang tak pantas dan kasar.
Sementara, seorang pegawai lainnya mengatakan kepada Revanda bahwa mereka juga manusia yang selama ini bekerja di Lapas Waingapu.
"Silakan mau suruh siapa untuk sapu. Bersihkan di sana. Kami juga manusia, punya otak. Tuhan kasih kami juga," kata pria itu dengan nada tinggi.
Para pegawai menilai Revanda selalu menunjukkan muka masam di setiap aktivitasnya. Hal itu kemudian membuat amarah dari para pegawainya. Mereka mengaku bekerja secara ikhlas demi tahanan.
"Kami orang miskin Pak, tapi kami bisa layani saudara-saudara (tahanan) kami yang di dalam," tegas pria tersebut.
Kemudian salah satu pegawai lantas mempertanyakan soal aliran listrik yang disambung dari kantor Lapas Kelas 2A Waingapu ke rumah Revanda. Menurutnya hal tersebut apakah benar secara aturan.
"Bapak makan uang negara itu. Yang kedua, minyak yang diambil dari dalam (lapas) dan bawa ke rumah dinas Bapak, itu benar tidak. Itu kan diperuntukkan bagi warga binaan," kata salah satu pria.
Mereka lantas meminta Revanda agar mengayomi mereka. Bila ada kekurangan, maka segera dibenahi. Sebab, para pegawai sudah mengabdi bertahun-tahun.
"Bagaimana kami dianggap seperti ini (tidak bisa bekerja). Kami mau kerja bagaimana, Pak? Bapak seharusnya mengayomi kami," ungkap pegawai lainnya.
Percekcokan dan amarah para pegawai terus berlangsung. Hingga seorang pegawai mempertanyakan langsung kepada Revanda terkait tutur katanya yang dinilai kasar.
"Bapak sendiri turun dari atas bilang sudah merasa malu, apalagi kami. Kita sama-sama manusia," kata pegawai itu dihadapan Revanda.
Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kanwil Kemenkumham NTT, Maliki, membenarkan kejadian tersebut. Menurut Maliki, peristiwa itu terjadi pada Senin (11/11/2024) saat apel pagi.
"Saat itu kalapasnya (Revanda Bangun) ikut apel pagi. Di situlah para pegawai menyampaikan kemarahannya," ujar Maliki, Jumat.
Maliki menuturkan peristiwa tersebut berawal pada Minggu (10/11/2024), bertepatan dengan upacara Hari Pahlawan. Namun, saat upacara, ada sejumlah pegawai yang tidak ikut upacara. Revanda lantas hendak memeriksa.
"Sehingga para pegawai yang akan diperiksa, di situ awal mula mereka komplain karena pada upacara Hari Sumpah Pemuda, itu banyak pegawai yang tidak ikut upacara kok tidak diperiksa. Nah sekarang ada pegawai yang tidak ikut upacara Hari Pahlawan yang bertepatan dengan hari Minggu, malah diperiksa dan dinyatakan itu ada rasa ketidakadilan," tutur Maliki.
Maliki membenarkan perihal sikap Revanda yang kurang baik kepada bawahannya. Revanda sendiri belum lama menjabat Kalapas Waingapu, yakni sejak 19 Agustus 2024. Hal itu menimbulkan rasa sakit hati para pegawai.
"Nah ujung daripada itu semuanya selama dua bulan, setiap harinya para pegawai mendengar kata-kata yang tidak menyenangkan seperti bodoh, tolol, maling dan sebagainya," pungkas Maliki.
(hsa/gsp)