Satu korban kritis akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih dirawat intensif di RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka. Kaki kirinya terpaksa diamputasi.
"Memang harus diamputasi kaki kirinya," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, dalam konferensi pers di Flores Timur, Kamis (7/11/2024).
Secara umum, kata Suharyanto, kondisi korban berangsur pulih. Namun memang harus mendapat penanganan ekstra serius karena luka parah yang dialaminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kaki kiri yang harus diamputasi, kaki kanan korban tersebut juga dalam proses pemasangan pen. "Kemarin sudah kami jenguk dan beri bantuan. Mudah-mudahan bisa diselamatkan," ungkapnya.
Sementara itu, dari 31 korban luka berat yang dilaporkan pada pertama kali erupsi, tersisa empat orang yang dirawat di rumah sakit. Rata-rata kondisi mereka mulai membaik.
BNPB mencatat, sampai saat ini sebanyak 4.461 orang masih tinggal di pos pengungsian di Flores Timur dan Sikka. Rinciannya, 663 orang di Desa Lewolaga, 662 pengungsi di Desa Bokang, dan 1.367 di Desa Konga. Adapun 1.709 pengungsi lainnya tinggal di tiga lokasi pengungsian di Sikka.
"Tim di lapangan fokus untuk pemenuhan kebutuhan dasar, mulai dari kebutuhan masak, makanan, air minum, tempat tidur, dan MCK" tandas Suharyanto.
PVMBG mencatat erupsi susulan gunung api itu masih terus terjadi. Bahkan sejak kemarin sudah terjadi setidaknya empat kali erupsi. Pada pukul 10.48 Wita, erupsi terakhir terjadi dengan ketinggian kolom abu mencapai 5 kilometer dari puncak gunung.
(dpw/gsp)