Pemerintah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menetapkan status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Praktikno menyebut penanganan pascabencana harus dilakukan secara cepat.
"Sebagaimana kita ketahui, Pemda Flores Timur telah menetapkan status tanggap darurat. Sehingga, respons (penanganan) harus lebih cepat," kata Pratikno dalam konferensi pers bersama BNPB, Selasa (5/11/2024).
Pratikno menegaskan, dengan status tanggap darurat bencana ini, lembaga atau instasi lain bisa mengeluarkan dana darurat. BNPB, Kemeterian Sosial, dan Kementerian Kesehatan telah merespons situasi itu secara cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kata Pratikno, pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi menjadi hal yang paling mendesak. Pemerintah, BNPB, TNI, dan Polri, memastikan kebutuhan para korban juga terpenuhi.
"Air bersih, air minum, MCK, layanan kesehatan, makanan, (harus) tersedia. Karena erupsi ini banyak orang terluka terbakar, kemudian banyak orang iritasi mata, gangguan pernapasan, dan lain-lain," pungkasnya.
Diketahui gunung api kembar itu meletus pada Minggu (3/11) malam hingga Senin dini hari. Erupsi melontarkan pasir, batu, dan lahar panas ke permukiman.
BPBD melaporkan 10 orang tewas dalam kejadian itu. Sementara ribuan warga harus mengungsi di tiga lokasi yang telah disiapkan.
Warga dilarang beraktivitas pada radius 7 kilometer dari puncak gunung. Aktivitas pada zona berbahaya itu hanya dilakukan untuk operasi penyelamatan dan evakuasi korban.
(dpw/gsp)