Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus dan memuntahkan lahar panas, pasir, dan kerikil, Minggu (3/11) malam hingga Senin dini hari. Rumah-rumah warga di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, rusak porak-poranda diterjang material erupsi.
"Kami dengar kilat disertai gempa dan angin disertai batu api sekitar jam 12 malam," kata salah satu penghuni Asrama Seminari Hokeng, Aril Witin, Senin (4/11/2024).
Kepanikan melanda penghuni asrama itu. Warga sekitar berhamburan. Dari kejauhan terdengar ledakan, disertai petir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Semacam petasan kilat, lalu kayak hujan. Kami berteduh di kasur," imbuhnya.
Mereka melihat lahar panas di atap seminari. Api sempat melahap genteng seminari dan merembet ke dalam.
"Akhirnya terbakar dan kena koper lemari dan terbakar. Ada yang lari kaki kosong kena batu panas. Saat itu karena posisinya gelap akibatnya kaki meleleh," kata beberapa rekan Aril.
Di luar, warga berlarian. Beberapa rumah terbakar karena lahar panas. Material pasir dan bebatuan seperti kerikil terus menghujani permukiman.
Laporan sementara pada BPBD, sembilan orang tewas akibat bencana itu. Sebagian besar tertimpa material bangunan yang roboh akibat erupsi.
Pantauan detikBali di lokasi, jalanan di desa itu tampak sepi. Abu vulkanik dan sisa muntahan erupsi gunung api memenuhi jalanan.
Tiang listrik tumbang, sekolah roboh, dan banyak pohon tumbang menghalangi jalan. Sebagian besar warga di sana sudah mengungsi.
(dpw/dpw)