Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), periode 2024-2029, Ignasius Charles Angliwarman, dilantik di tengah sawah, Jumat (18/10/2024). Charles dilantik Ketua Kadin NTT Bobby Lianto.
Lokasi pelantikan, yaitu di Agrowisata Ngalor Kalo, Desa Siru, Kecamatan Lembor, Manggarai Barat. Agrowisata Ngalor Kalo adalah kawasan wisata berupa hamparan sawah yang luas. Lokasinya sekitar dua jam perjalanan darat dari Labuan Bajo.
"Ini hal yang sangat luar biasa, di mana pengukuhan pelantikan dewan pengurus Kadin Kabupaten Manggarai Barat bukan dibuatkan di dalam gedung ataupun hotel, tetapi kami buat di tengah-tengah sawah dan bahkan ini tempat agrowisata," ujar Bobby.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelantikan di tengah sawah itu bersamaan dengan peluncuran (launching) beras premium dengan brand Molas Lembor. Beras itu diproduksi Kadin Manggarai Barat. Beras dibeli dari petani setempat kemudian diolah dengan teknologi khusus sehingga berkualitas tinggi. Walhasil, beras bisa terserap industri pariwisata Labuan Bajo.
Selain launching beras premium, Kadin Manggarai Barat pada pelantikan itu juga memperkenalkan dan uji coba drone untuk penyemprotan pupuk dan pestisida di salah satu lokasi persawahan Lembor.
"Ini merupakan sebuah terobosan yang sangat luar biasa dari Kadin Manggarai Barat. Kami merasa bangga dengan langkah-langkah yang dilakukan Kadin selama ini. Karena Kadin Manggarai Barat sangat aktif dengan berbagai terobosan yang dibuatnya," terang Bobby.
Diketahui Kadin Manggarai Barat pertama kali uji coba drone semprot pupuk dan obat pembasmi hama (pestisida) itu di sawah milik kelompok tani di Kampung Handel, Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat pada 25 September 2024. Kadin Manggarai Barat yang pertama kali memperkenalkan dan uji coba drone semprot pupuk dan pestisida kepada petani di Manggarai Barat.
Drone yang diuji coba di Lembor itu sama dengan yang digunakan di persawahan Kampung Handel. Drone itu berukuran besar dengan panjang sekitar dua meter. Drone itu terlihat menyemprot dari ketinggian sekitar 2,5 meter di atas padi. Drone terbang hingga ratusan meter dari titik start. Terlihat seorang operator memainkan jarinya mengoperasikan drone tersebut. Dari remote control itu bisa terpantau area yang sudah atau belum disemprot.
"Dengan adanya drone atau skydrone ini, kami membantu para petani khusus dalam penyemprotan. Kalau selama ini menggunakan handsprayer yang biasa, ini berapa lama ini. Harapan kami efektivitas dan maksimal dan menjaga juga kualitas padi yang ada," kata Charles seusai penyemprotan padi dengan drone tersebut.
Dwipa Ramandhita, Tim Sky Grow Petrosida Gresik yang memproduksi drone itu mengatakan penyemprotan lahan satu hektare hanya butuh waktu paling lama 30 menit. Itu termasuk waktu persiapan sebelum menerbangkan drone. Adapun penyemprotan menggunakan tenaga manusia menghabiskan waktu berhari-hari untuk lahan satu hektare.
"Kalau penyemprotan menggunakan drone ini satu hektare efektif 15-30 menit tergantung persiapan kami. Kalau semua ready, dia terbang 15 menit selesai. Untuk semprot obat lebih cepat, kalau pupuk ada persiapan di percampuran, 15 menit terbang selesai," jelas Dwipa seusai mengoperasikan drone itu.
Dwipa mengungkapkan ketinggian drone untuk penyemprotan antara dua sampai empat meter, tergantung usia padi. "(Area penyemprotan) terpantau di remote, bisa terlihat area ini sudah disemprot, bisa melihat kemerataan seperti apa," jelas Dwipa.
Dwipa mengatakan penyemprotan dengan drone memiliki sejumlah keunggulan dibanding secara manual menggunakan tenaga manusia. Selain waktunya cepat, hasil semprot juga merata.
(hsa/hsa)