Petani di NTT Mulai Semprot Pupuk dan Obat Hama Pakai Drone

Manggarai Barat

Petani di NTT Mulai Semprot Pupuk dan Obat Hama Pakai Drone

Ambrosius Ardin - detikBali
Rabu, 25 Sep 2024 21:13 WIB
Penampakan drone penyemprot pupuk dan obat pembasmi hamak di Manggarai Barat, NTT, Rabu (25/9/2024).
Penampakan drone penyemprot pupuk dan obat pembasmi hamak di Manggarai Barat, NTT, Rabu (25/9/2024). (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Petani di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai menggunakan drone untuk menyemprot pupuk hingga obat pembasmi hama untuk tanaman padi. Penggunaan drone itu mulai digunakan sawah milik kelompok tani di Kampung Handel, Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo, Rabu (25/9/2024) sore.

Drone itu berukuran besar. Panjang sekitar 2 meter. Drone itu terlihat menyemprot dari ketinggian sekitar 2,5 meter di atas padi.

Drone terbang hingga ratusan meter dari titik start dan dikendalikan dari jarak jauh dengan remote.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Manggarai Barat memfasilitasi pengadaan drone untuk petani di sana. Kadin Manggarai Barat menggandeng sebuah perusahaan mendatangkan drone itu ke Manggarai Barat. Ketua Kadin Manggarai Barat Charles Angliwarman penggunaan drone itu sebagai bentuk inovasi dan efektivitas dalam penguatan sektor pangan.

"Dengan adanya drone atau skydrone ini kita membantu para petani khusus dalam penyemprotan. Kalau selama ini menggunakan handsprayer yang biasa, ini berapa lama ini. Harapan kami efektif dan maksimal dan menjaga juga kualitas padi yang ada," kata Charles seusai penyemprotan padi dengan drone tersebut.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan penggunaan drone tidak hanya efektif untuk menyemprotkan obat pembasmi hama tapi juga penyebaran puouk bisa lebih maksimal dan tepat sasaran. Dalam penggunaannya, setiap petani menyewa drone itu untuk penyemprotan obat hama atau pupuk.

Charles mengatakan untuk tahap awal, drone itu digunakan oleh petani di Kecamatan Komodo, dengan luas sawah di daerah itu sekitar 1000 hektar. Bulan depan drone itu bergeser ke Lembor, salah satu lumbung padi di Manggarai Barat dan NTT. "Setelahnya keliling Manggarai Barat membantu petani," ujarnya.

Tim Sky Grow Petrosida Gresik, Dwipa Ramandhita, yang memproduksi drone itu mengatakan penyemprotan lahan satu hektar hanya butuh waktu paling lama 30 menit. Itu termasuk waktu persiapan sebelum menerbangkan drone. Adapun penyemprotan menggunakan tenaga manusia menghabiskan waktu berhari-hari untuk lahan satu hektare.

"Kalau penyemprotan menggunakan drone ini satu hektar efektif 15-30 menit tergantung persiapan kita. Kalau semua ready, dia terbang 15 menit selesai. Untuk semprot obat lebih cepat, kalau pupuk ada persiapan di percampuran, 15 menit terbang selesai," jelas Dwipa seusai mengoperasikan drone itu.

Penampakan drone penyemprot pupuk dan obat pembasmi hamak di Manggarai Barat, NTT, Rabu (25/9/2024).Penampakan drone penyemprot pupuk dan obat pembasmi hamak di Manggarai Barat, NTT, Rabu (25/9/2024). Foto: Ambrosius Ardin/detikBali

Ia mengatakan ketinggian drone untuk penyemprotan tergantung usia padi. Ketinggian drone untuk menyemprot 2-4 meter. Hasil penyempritan bisa langsung terpantau di remote control yang terlihat seperti sebuah radar.

"Terpantau di remot bisa terlihat area ini sudah disemprot, bisa melihat kemerarataan seperti apa," jelasnya.

Dwipa mengatakan penyemprotan dengan drone memiliki sejumlah keunggulan dibanding secara manual menggunakan tenaga manusia. Selain waktunya cepat, hasil semprot juga merata.

"Keunggulannya jauh lebih cepat daripada tenaga manual. Kemerataan karena semua tersinkron dengan sistem, semua pasti merata," katanya. Ia menyebut harga drone itu kurang lebih Rp 250 juta.

Ketua Kelompok Handel, Ahmad Madil, mengatakan petani tertarik menggunakan drone itu. Selain ceoat biaya operasionalnya jauh lebih murah. Petani biasanya menghabiskan sekitar Rp 600 ribu sewa tenga semprot untuk lahan satu hektar. Itu tidak termasuk obat atau pupuk.

"Kalau semprot manual bayar Rp 100 ribu satu hari. Setengah hektar tiga hari, Rp 300 ribu," katanya.

Adapun untuk sewa drone, ujar dia, Rp 250 ribu-Rp 300 ribu per hektare.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads