Pemprov NTB Minta Pemkab Segera Carikan Solusi Krisis Air di Gili Tramena

Pemprov NTB Minta Pemkab Segera Carikan Solusi Krisis Air di Gili Tramena

Nathea Citra - detikBali
Rabu, 16 Okt 2024 15:28 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) bakal menggelar rapat terkait krisis air bersih di Gili Tramena (Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air), Kabupaten Lombok Utara. Krisis terjadi setelah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencabut izin PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) yang selama ini menyuplai air bersih di kawasan wisata itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi mengungkapkan rapat terkait krisis air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno akan digelar pekan ini. Pemprov NTB, dia berujar, akan meminta Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu untuk menjelaskan langkah yang akan ditempuh untuk mengatasi permasalahan air bersih di kawasan itu.

"Kami ini sedang berpacu dengan waktu dan kami tidak ingin situasinya menjadi sesuatu yang lebih buruk lagi," tutur Gita di Mataram, Rabu (16/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gita menjelaskan Pemprov NTB sebelumnya telah menggelar rapat terkait krisis air bersih tersebut bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara. Namun, ia menilai belum ada solusi konkret yang dilakukan Pemkab Lombok Utara terhadap persoalan air di Gili Trawangan dan Gili Meno.

"Saat rapat sebelumnya, kami sudah berikan solusi-solusi, dan Pak Bupati mengatakan siap untuk menindaklanjuti di lapangan dan mencari solusi terbaik. Sekarang, tinggal kami konfirmasi kepada Pak Bupati (terkait solusi krisis air di wilayah tersebut)," imbuh mantan Penjabat (Pj) Gubernur NTB itu.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Gili Indah, Wardana, mengatakan warga Gili Trawangan dan Gili Meno khawatir jika krisis air kembali terjadi seusai pencabutan izin PT TCN oleh KKP. Menurutnya, warga takut jika sewaktu-waktu suplai air dari PT TCN berhenti seperti yang dialami warga di Gili Meno hingga sekarang,

"Pasti akan takut (masyarakat kalau airnya setop). Di Gili Meno itu, suplai air bersih harus pakai (kapal) boat kesana. Ini terjadi sejak PT BAL (Berkat Air Laut) dicabut (stop suplai air ke gili)," ujar Wardana.

Sementara itu, sebanyak 260 kepala keluarga (KK) di Gili Meno kesulitan mengakses air bersih sejak enam bulan terakhir. Mereka terpaksa mandi dan mencuci menggunakan air galon. Mereka rela membeli air isi ulang seharga Rp 60 ribu setiap hari.

Kepala Dusun Gili Meno Masrun mengungkapkan krisis air di wilayahnya terjadi setelah PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) dan PT Berkat Air Laut (BAL) berhenti beroperasi di Gili Meno. Selama ini, kedua perusahaan tersebut menjadi penyalur air bersih ke Gili Trawangan dan Gili Meno.

"Kami beli air seharga Rp 15 ribu per galon. Kami butuh air sampai empat galon sehari," ujar Mursan, Selasa (15/10/2024).

Menurut Mursan, bantuan air dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara hanya lima tandon. Masing-masing tandon berisi 4.000 liter dan 5.000 liter air. Bantuan air tersebut kerap menjadi rebutan warga.

Mursan menyebut warga juga harus berebut air dengan hotel-hotel di kawasan pariwisata itu. "Kami berebut dengan suplai air hotel. Belum lagi ke puskemas, itu belum cukup," sambungnya.

Dia meminta pemerintah daerah segera mencari solusi konkret terkait krisis air yang dialami warga Lombok Utara. Ia berharap air bawah laut dari Gili Air juga diteruskan ke Gili Meno. "Kalau tidak bisa, pemerintah harus buka perusahaan air yang ada," pungkasnya.




(iws/iws)

Hide Ads