Warga Gili Trawangan-Meno Khawatir Krisis Air Lagi Seusai Izin PT TCN Dicabut

Warga Gili Trawangan-Meno Khawatir Krisis Air Lagi Seusai Izin PT TCN Dicabut

Sui Suadnyana, Nathea Citra - detikBali
Selasa, 15 Okt 2024 15:30 WIB
Suasana di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara beberapa waktu lalu. (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Suasana di Gili Trawangan, Lombok Utara, beberapa waktu lalu. (Nathea Citra/detikBali)
Lombok Utara -

Masyarakat di Gili Trawangan dan Gili Meno, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), khawatir krisis air kembali terjadi seusai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencabut izin PT Tiara Cipta Nirwana (TCN). PT TCN menyuplai air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno dengan menyuling air laut.

"Untuk sekarang air (dari PT TCN) masih jalan, tetapi memang masyarakat khawatir kalau sewaktu-waktu berhenti. Izin dicabut, kami nggak tahu ke depan bagaimana. Kalau diberhentikan (airnya) habis kami," kata Kepala Desa (Kades) Gili Indah, Wardana, kepada detikBali, Selasa (15/10/2024).

Wardana menuturkan, masyarakat di dua gili tersebut cukup takut jika sewaktu-waktu air dari PT TCN berhenti beroperasi dan harus kesulitan mendapatkan air bersih. Seperti yang terjadi di Gili Meno hingga sekarang, masyarakat mendapatkan air bersih melalui suplai dari daratan menggunakan kapal boat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasti akan takut (masyarakat kalau airnya setop. Di Gili Meno itu, suplai air bersih harus pakai (kapal) boat kesana. Ini terjadi sejak PT BAL (Berkat Air Laut) dicabut (stop suplai air ke gili)," terang dia.

Menurut Wardana, sampai saat ini belum ada solusi konkret terkait permasalahan air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno setelah pencabutan izin PT TCN. "Belum ada solusi (sampai sekarang)," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Wardana berharap permasalahan krisis air bersih ini bisa segera teratasi dengan solusi-solusi yang lebih tepat sehingga masalah air bersih ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.

"Kami berharap ada sambungan air pipa, seperti yang ada di Gili Air. Jadi Gili Trawangan dan Gili Meno bisa mendapatkan air bersih melalui pipa-pipa bawah laut, seperti di Gili Air yang dapat air PDAM," harap Wardana.

Masyarakat di Gili Tramena sebenarnya menerima penyaluran air bersih melalui berbagai metode, baik itu penyulingan ataupun dari perusahaan daerah air minum (PDAM).

"Sebenarnya harapan masyarakat Gili Tramena itu bebas kalau semisal harus disuling, jangan sampai penyulingannya langsung di kawasan (pantai), masyarakat tidak mau kalau ada kerusakan lingkungan seperti karang, ikan atau limbah," imbuh Wardana.

Wardana juga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bisa mencarikan solusi terkait permasalahan air bersih di Gili Tramena setelah pencabutan izin PT TCN oleh KKP. Mengingat, air merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang dibutuhkan sehari-harinya.

Sebelumnya, Pemprov NTB menyarankan solusi jangka panjang kepada Pemkab Lombok Utara untuk menggunakan pipa air bawah laut, seperti yang disalurkan PDAM ke Gili Air.

"Ini perlu menjadi solusi jangka panjang, Pemkab Lombok Utara harus mulai memikirkan pasokan air dari PDAM untuk Gili Trawangan dan Gili Meno, seperti yang dilakukan di Gili Air. Anggarannya mungkin belum cukup, tetapi ini seharusnya bisa diprioritaskan karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar berasal dari Gili Trawangan," kata Jamal.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads