Nusa Tenggara Barat (NTB) kekurangan dokter subspesialis. Bahkan, 22 formasi dokter subspesialis dan dokter spesialis yang dibuka pada seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2024 di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB tak ada yang melamar.
"SDM (sumber daya manusia) kami belum banyak yang subspesialis," kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Herman Mahaputra, Selasa (24/9/2024).
Pria yang akrab disapa Dokter Jack itu menilai pemerintah perlu berperan untuk memenuhi kebutuhan subspesialis di NTB. Termasuk dengan menyekolahkan para dokter di NTB dengan memberikan beasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami (RSUD NTB) sudah mengirim dokter-dokter untuk sekolah. Ada sekitar 6-8 (dokter) orang yang kami sekolahkan dan sedang berjalan," imbuh Jack.
RSUD NTB, Jack melanjutkan, saat ini memiliki sekitar 100 dokter spesialis termasuk dokter spesialis di RS Unram Mataram. Menurutnya, rumah sakit tersebut masih memerlukan dokter-dokter subspesialis berbagai bidang, seperti subspesialis anak, subspesialis jantung, dan lainnya.
"Misalkan subspesialis khusus emergency pada bayi dan anak, kami butuh itu. Ada juga yang saat ini kosong, BTKV atau dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular," imbuhnya.
Jack mendorong Pemprov NTB bisa menyiapkan beasiswa kepada para dokter spesialis yang akan mengambil subspesialis. Menurutnya, langkah tersebut perlu diambil agar masyarakat NTB tak perlu ke luar daerah untuk berobat.
Sebelumnya, masa pendaftaran CPNS lingkup Pemprov NTB telah ditutup pada 10 September 2024. Total pelamar CPNS 2024 di lingkup Pemprov NTB mencapai 4.388 orang.
Dari ribuan pelamar tersebut, tak satu pun yang mendaftar pada formasi dokter subspesialis dan dokter spesialis. Walhasil, 22 formasi dokter subspesialis dan dokter spesialis di NTB masih kosong.
(iws/hsa)