Koordinator 249 Nakes Tidak Dipekerjakan Kembali Seusai Pemecatan Massal

Manggarai

Koordinator 249 Nakes Tidak Dipekerjakan Kembali Seusai Pemecatan Massal

I Wayan Sui Suadnyana, Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 19 Sep 2024 21:09 WIB
Ilustrasi Tenaga Kesehatan
Foto: Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes). (Fuad Hashim/detikcom)
Manggarai -

Keputusan Bupati Manggarai, Herybertus GL Nabit, untuk mempekerjakan kembali 249 tenaga kesehatan (nakes) non-Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sebelumnya dipecat, ternyata menyisakan kekecewaan bagi Elias Ndala. Elias, yang juga merupakan koordinator Forum 249 nakes non-ASN, menjadi satu-satunya yang tidak dipekerjakan kembali setelah pemecatan massal enam bulan lalu.

Elias memimpin aksi demonstrasi para nakes yang menuntut kenaikan upah sebelum dipecat. Kini, meskipun sebagian besar nakes telah dipanggil kembali untuk menandatangani surat perpanjangan kerja (SPK), Elias tidak termasuk di antaranya.

"Hari ini mereka selesai tanda tangan SPK. Saya tidak tanda tangan, saya tidak diakomodir. Saya tidak diperpanjang kontrak," ungkap Elias, Kamis (19/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 249 nakes yang dipecat, 246 telah dipekerjakan kembali. Satu orang telah meninggal dunia dan satu orang lagi sudah merantau ke Kalimantan. Elias mengaku tidak mengetahui alasan di balik keputusan bupati yang tidak memperpanjang kontraknya.

Ia telah menanyakan hal tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Manggarai, Bartolomeus Hermopan. Melalui pesan WhatsApp, Elias diberi tahu dirinya tidak direkomendasikan oleh bupati untuk dipekerjakan kembali tanpa alasan yang jelas.

"Saya tidak tahu apa pertimbangannya. Kemarin saya WA kadis kesehatan dan diberi tahu bahwa itu adalah keputusan bupati," ujar Elias.

Sebagai ayah tiga anak, Elias merasa bingung mengapa hanya dirinya yang tidak dipekerjakan kembali, terutama ketika alasan awal pemecatan adalah keterbatasan anggaran. Sekarang, setelah anggaran tersedia, ia mempertanyakan mengapa dirinya tetap tidak diakomodir.

"Kalau alasannya anggaran, kenapa tidak melakukan seleksi ulang? Sekarang anggaran sudah ada, tetapi kenapa hanya saya yang tidak dipekerjakan kembali?" tambah Elias.

Elias tidak memberikan jawaban tegas ketika ditanya apakah dirinya tidak dipekerjakan kembali karena pernah menjadi koordinator aksi protes. Ia hanya menyatakan posisinya sebagai pemimpin ratusan nakes adalah hasil kesepakatan bersama, bukan permintaan pribadinya. "Jadi koordinator itu bukan keinginan saya sendiri, tetapi berdasarkan suara teman-teman," jelasnya.

Sebelum dipecat, Elias telah bekerja sebagai tenaga harian lepas (THL) selama belasan tahun dengan upah terakhir Rp 2.026.750 per bulan. Sementara itu, nakes lain yang berstatus tenaga pendukung hanya menerima upah Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu per bulan. Sejak dipecat, Elias mengandalkan hasil dari berkebun untuk menafkahi keluarganya meskipun pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sampai saat ini, Kepala Dinas Kesehatan Manggarai, Bartolomeus Hermopan, belum memberikan tanggapan mengenai kasus Elias. Meskipun pesan WhatsApp yang dikirim telah dibaca, Hermopan belum memberikan jawaban.

Sebelumnya, Hermopan menyatakan 249 nakes yang dipecat akan dipekerjakan kembali mulai 1 Oktober hingga Desember 2024, dengan kontrak yang bisa diperpanjang sesuai ketersediaan anggaran. "Kontrak ini berlaku sampai Desember. Jika ada anggaran, akan diperpanjang lagi," kata Hermopan.

Diketahui, 249 nakes tersebut dipecat pada April 2024 setelah dua kali menggelar aksi demonstrasi menuntut kenaikan gaji dan penyampaian aspirasi lainnya. Sebelum menghadap ke DPRD Manggarai pada 6 Maret 2024, mereka juga melakukan aksi di kantor Bupati Manggarai pada 12 Februari 2024 dengan tuntutan serupa.




(hsa/hsa)

Hide Ads