Mahasiswa Palestina Tewas di Mataram-Tenggelamnya Kapal 'Lebanon' di Alor

Nusra Sepekan

Mahasiswa Palestina Tewas di Mataram-Tenggelamnya Kapal 'Lebanon' di Alor

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 25 Agu 2024 15:58 WIB
Polisi melakukan olah TKP terkait tewasnya mahasiswa asal Gaza, Palestina, setelah terlindas truk di Jalan Ahmad Yani, Kota Mataram, NTB, Rabu (21/8/2024). (Foto: Humas Polresta Mataram)
Foto: Polisi melakukan olah TKP terkait tewasnya mahasiswa asal Gaza, Palestina, setelah terlindas truk di Jalan Ahmad Yani, Kota Mataram, NTB, Rabu (21/8/2024). (Foto: Humas Polresta Mataram)
Mataram -

Ada beragam peristiwa yang menyita perhatian publik dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam sepekan terakhir.

Seorang mahasiswa asal Gaza, Palestina, tewas setelah terlindas truk BBM di Mataram, NTB. Ada juga kapal motor (KM) Lebanon yang tenggelam di Alor, NTT.

Dua berita tersebut kami rangkum dengan berita-berita terpopuler lainnya dalam sepekan terakhir dari dalam rubrik Nusra Sepekan. Berikut rangkumannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa Palestina Tewas di Mataram

Seorang mahasiswa asal Gaza, Palestina, tewas seusai terlibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, NTB. Mahasiswa bernama Sahid OA Albalawi Hend (21) itu meninggal setelah terlindas truk tangki bahan bakar minyak (BBM).

Kasatlantas Polresta Mataram AKP Yozana Fajri Sidik menjelaskan kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 20.15 Wita pada Rabu (21/8/2024) malam. Ia menuturkan Sahid awalnya mengendarai sepeda bersama rekannya dari arah selatan menuju utara di ruas jalan tersebut.

ADVERTISEMENT

Sebelum kecelakaan, Sahid sempat berpegangan di bak belakang mobil pikap yang juga menuju arah utara di Jalan Ahmad Yani. "Saat pikap menyalip truk tangki mobil Pertamina melalui jalur sebelah kiri, korban terjatuh kemudian mengenai roda truk tangki bagian belakang sebelah kiri," ujarnya, Kamis (22/8/2024).

Menurut Yozana, kecelakaan itu membuat kepala Sahid mengalami luka berat. Nyawa Sahid tak bisa diselamatkan meski sempat dilarikan ke RSUD Kota Mataram.

Yozana menjelaskan polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi terkait insiden tersebut. Ia menegaskan polisi telah mengamankan truk BBM beserta sopir bernama Lalu Iwan Takdir (28).

Kakek Tewas dalam Kamar Kos

Seorang kakek berinisial S (70) asal Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB, ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamarnya, Rabu (22/8/2024) sekitar pukul 05.50 Wita. S ditemukan tewas oleh istri dan adik kandungnya.

"Awalnya istri korban, M, mengabarkan kepada adik kandung korban, T, kalau suaminya menutup rapat pintu kamarnya," kata Kepala Kepolisian Sektor Pemenang Iptu Hadi Suprayitno melalui pesan WhatsApp, Rabu siang.

T yang tinggal di sebelah rumah korban langsung memanggil kepala dusun untuk membantu mendobrak pintu kamar S. Namun, upaya tersebut tidak berhasil.

"Saksi melihat dari luar kamar ternyata korban sudah dalam keadaan berlumuran darah," ungkap Hadi.

Hadi menyebut pintu kamar korban ditutup dengan grendel kayu. Tim SPKT Polsek Pemenang bersama warga kemudian membuka paksa pintu kamar korban. Korban ditemukan telah meninggal dalam posisi tubuh miring ke kanan.

"Leher korban terluka parah mengeluarkan darah. Tangan korban masih memegang sebilah parang yang diduga digunakan untuk bunuh diri," ungkap Hadi.

S kemudian dilarikan ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Menggala. Petugas medis pun melakukan pemeriksaan luar pada tubuh korban. "Luka parah di leher. Korban meninggal dunia," tegas Hadi.

Kapal 'Lebanon' Tenggelam di Alor

Kapal Motor (KM) Lebanon tenggelam di perairan Pulau Pura, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (20/8/2024). Kapal yang mengangkut 23 penumpang itu tenggelam diterjang gelombang.

"Kapal tenggelam disebabkan gelombang dan arus kencang di sekitar perairan Pulau Pura," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere Supriyanto Ridwan, Rabu (21/8/2024) pagi.

Sebanyak 19 penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat oleh perahu nelayan. Empat penumpang lainnya belum ditemukan. Tadi malam Tim SAR Gabungan telah berangkat ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian empat korban tersebut.

"Saat ini masih dalam proses pencarian korban yang belum ditemukan," katanya.

"Besar harapan kita semua agar korban segera ditemukan dengan selamat. Perkembangan operasi SAR akan kami sampaikan secara berskala." tandas Ridwan.

Polisikan Pelaku Pencabulan Anaknya, IRT Malah Jadi Tersangka

Seorang ibu rumah tangga (IRT) di Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, NTB, Nushasanah, ditetapkan jadi tersangka setelah melaporkan dugaan pencabulan terhadap anaknya. IRT 34 tahun itu dianggap menganiaya pelaku pencabulan, AMR (22).

Nurhasanah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi berdasarkan surat nomor : Sp.Tap/15/VIII/2024/Sek.Bolo yang ditandatangani oleh Kasat Reskrim Polres Bima Kabupaten, Iptu Abdul Malik.

"Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh polisi karena menetapkan saya sebagai tersangka dengan alasan menganiaya AMR, pelaku pencabulan anak saya," kata Nurhasanah kepada detikBali, Selasa, (20/8/2024).

Nurhasanah mengakui memukul AMR, hal itu dia lakukan lantaran tersulut emosi, setelah mendengar cerita anak perempuannya yang berusia 8 tahun. Anaknya mengaku telah dicabuli AMR di tempat penggilingan padi yang tidak jauh dari kampung pada April 2024.

"Sebelumnya, saya sempat dikeroyok juga oleh keluarga AMR saat saya datangi rumahnya. Namun saat itu, tak saya hiraukan, karena saya fokus ke AMR, pelaku yang mencabuli anak saya," katanya.

Nurhasanah mengungkapkan kejadian itu membuat keluarga AMR melaporkan dirinya ke polisi pada Mei 2024, atau berselang beberapa minggu setelah dia melaporkan dugaan pencabulan yang dilakukan AMR terhadap anaknya yang masih duduk di bangku kelas dua SD itu.

"19 Agustus 2024 saya menerima surat penetapan tersangka dari polisi," katanya.

Selain tidak adil, Nurhasanah melanjutkan, penetapan tersangka terhadap dirinya itu juga akan mengganggu psikologis anaknya. Sebab saat ini anaknya masih trauma dan butuh pendampingan setelah dicabuli AMR.

"Kalau saya ditahan, nasib anak saya bagaimana," imbuhnya.

detikBali berusaha mengonfirmasi Kasat Reskrim Polres Bima Kabupaten, Iptu Abdul Malik, dengan mendatangi kantornya, tapi dia tak berada di sana. Panggilan telepon dan pesan yang ditujukan kepadanya juga belum direspons.




(dpw/dpw)

Hide Ads