Prosesi Laut Festival Golo Koe: Patung Bunda Maria Diarak Pinisi

Manggarai Barat

Prosesi Laut Festival Golo Koe: Patung Bunda Maria Diarak Pinisi

Ambrosius Ardin - detikBali
Rabu, 14 Agu 2024 20:39 WIB
Prosesi laut Patung Bunda Maria diarak dengan kapal pinisi ke pelabuhan dalam rangkaian Festival Golo Koe di Labuan Bajo, NTT, Rabu (14/8/2024)
Festival Golo Koe di Labuan Bajo. (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Festival Golo Koe di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dimeriahkan dengan prosesi laut dan darat patung Maria Assumpta Nusantara, Rabu (14/8/2024). Dalam prosesi laut patung Bunda Maria diarak menggunakan kapal pinisi.

Ada dua pinisi yang ikut prosesi laut tersebut. Sebanyak 50 ketinting yang dihiasi bendera merah putih ikut dalam prosesi ini dan menyusul pinisi di depan mereka. Ketinting itu umumnya milik nelayan muslim di Labuan Bajo.

Prosesi laut itu mengambil titik start dermaga biru Kampung Ujung hingga Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo. Prosesi itu menempuh jarak sekitar dua kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, ratusan imam Katolik dan ribuan umat telah menunggu di pelabuhan. Sejumlah umat lintas agama juga terlihat menyaksikan prosesi ini. Sejumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara juga terlihat menyaksikan prosesi ini. Umat Katolik mendaraskan doa dan menyanyikan lagu-lagu tentang Bunda Maria.

Festival itu dilanjutkan prosesi darat, yakni mengarak patung Bunda Maria menuju Gua Maria di Golo Koe, sekitar tujuh kilometer dari Pelabuhan Marina Waterfront. Prosesi ini diikuti ribuan umat.

ADVERTISEMENT

Mereka berjalan kaki menyusuri jalan di tengah kota Labuan Bajo. Sepanjang jalan mereka mendaraskan doa dan melantunkan lagu. Prosesi darat patung Bunda Maria ini berlangsung hingga malam.

"Patung Bunda Maria dari darat diarak ke laut, dari laut ke darat lagi, dengan satu makna iman bahwa Bunda Maria mengangkat semua kerinduan dari umat yang ada di sini baik yang di darat maupun di laut. Dia juga ingin melalui putranya memberkati semua baik yang di darat maupun di laut sehingga akhirnya kita memilih Maria Asumta Nusantara ini," jelas Mgr Sipri tentang prosesi laut dan darat Patung Bunda Maria tersebut.

Mgr Sipri menjelaskan rangkaian kegiatan Festival Golo Koe termasuk prosesi laut dan darat patung Bunda Maria dikemas dalam nuansa inklusif. Festival yang menawarkan wisata religi itu membuka partisipasi umat lintas agama. Masyarakat dari beragam suku juga terlibat dalam festival yang digelar Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat tersebut.


"Inklusifnya melibatkan semua suku yang ada di nusantara khususnya yang berdekatan dengan Labuan Bajo. Kita melibatkan semua agama. Kalau sempat nonton pada waktu karnaval kemarin semua latar belakang itu tampil di waterfront city ini," jelas Sipri.

Festival Golo Koe tahun ini adalah yang ketiga digelar. Festival ini dilaksanakan selama sepekan, 10-15 Agustus 2024 di kawasan Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo.

Festival Golo Koe digelar setiap tahun oleh Gereja Katolik Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat sejak 2022. Festival Golo Koe yang ketiga ini telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).




(dpw/dpw)

Hide Ads