Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat ada sejumlah daerah yang belum mencapai target cakupan proyeksi pada pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap I. Target proyeksi yang ditetapkan sekitar 95 persen.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dikes) NTB Badarudin menuturkan dari lima dari 10 kabupaten/kota di NTB belum mencapai target proyeksi tersebut. Adapun, Kota Mataram mencatatkan cakupan pemberian vaksin polio terendah di NTB dengan 74,6 persen.
"Anak yang sudah divaksin sekitar 749.121 anak dari sasaran proyeksi 820.487 anak di NTB. Jadi, cakupan proyeksi PIN Polio di NTB sudah 91,3 persen di NTB," kata Badarudin saat ditemui detikBali di Mataram, Jumat (9/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan Dikes NTB per 7 Agustus 2024, capaian PIN Polio di Lombok Barat telah menyentuh 100.566 anak (89,9 persen) dari sasaran proyeksi 111.835 anak atau sekitar 89,9 persen. Disusul Lombok Tengah 145.430 anak (95,9 persen) dari sasaran proyeksi 151.608 anak. Lombok Timur 210.731 anak (96,0 persen) dari sasaran proyeksi 219.458 anak.
Selanjutnya, Sumbawa 60.277 anak (84,2 persen) dari sasaran proyeksi 71.563 anak. Dompu 37.135 anak (99,5 persen) dari sasaran proyeksi 37,323 anak.
Kemudian ada Bima, dengan capaian PIN Polio mencapai 66.165 anak (84,9 persen) dari sasaran proyeksi 77.941 anak. Disusul Sumbawa Barat 20.305 anak (85 persen) dari sasaran proyeksi 23.896 anak.
Lombok Utara 38.301 anak (95,1 persen) dari sasaran proyeksi 40.259 anak. Kota Mataram 46.300 anak (74,6 persen) dari sasaran proyeksi 62.034 anak. Sementara untuk Kota Bima, capaian PIN Polio mencapai 23.911 anak (97,3 persen) dari sasaran proyeksi 24.570 anak.
"Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperpanjang pelaksanaan PIN Polio hingga 11 Agustus. Jadi, ada waktu untuk mengejar sasaran proyeksi di masing-masing kabupaten/kota, khususnya daerah dengan cakupan proyeksi di bawah 95 persen," ungkapnya.
Dari 10 kabupaten/kota di NTB, Kota Mataram menjadi daerah dengan cakupan proyeksi terendah pada pelaksanaan PIN Polio putaran pertama.
Badrudin tak menampik cakupan pemberian vaksin polio di Kota Mataram jauh dari daerah lain yang rata-rata sudah berada di atas 84 persen. Menurutnya, salah satu penyebab rendahnya cakupan proyeksi pelaksanaan PIN Polio tersebut karena beberapa sekolah di Mataram enggan memberikan izin pemberian imunisasi kepada para muridnya.
Untuk mengejar target capaian pelaksanaan PIN Polio, dinkes kabupaten/kota juga menyasar sejumlah sekolah di NTB. Mulai dari tingkat PAUD, Taman Kanak-Kanak (TK), hingga Sekolah Dasar (SD).
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hassanudin menargetkan capaian PIN Polio di seluruh kabupaten/kota se-NTB di atas 100 persen. Ia memastikan vaksin polio aman bagi kesehatan anak-anak.
"Sampai sekarang kami belum menemukan kasus polio, semoga tidak ada. Maka dari itu yang paling penting kita lakukan saat ini adalah melakukan pencegahan," kata Hassanudin.
(iws/hsa)