Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali dikeluhkan keluarga pasien. Keluhan itu pun viral di media sosial (medsos) seusai diunggah di Facebook.
Dalam postingan akun Facebook @herman-herman mengungkapkan pelayanan RSUD Praya hingga kini belum ada peningkatan. Ia bahkan meminta pihak rumah sakit segera memberikan penjelasan ihwal kelambatan penanganan itu.
"Pelayanan kesehatan paling buruk dan terlama itu di RSUD Praya!!! Silahkan RSUD Praya kab. Lombok Tengah berikan penjelasan perihal pelayanan yang tidak ada perkembangan ke yang lebih positif," tulis @herman-herman yang dikutip detikBali, Kamis (8/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Postingan tersebut sudah dibagikan sebanyak 998 kali dan dikomentari oleh 48 orang. Tak ada alasan secara detail dari pemilik akun soal keluhan tersebut. Hanya saja, dalam kolom komentar ia memberikan lanjutan jika ia kesal lantaran kualitas pelayanan yang disajikan pihak rumah sakit tak kunjung ada perbaikan.
"RSUD Praya kurang besar apa kanda Kades? ini pelayanan publik dan tentu harus mempraktikkan kualitas pelayanan publik yang baik, tidak ada diskriminasi dari tatacara komunikasi dengan keluarga pasien BPJS ataupun nonBPJS misalnya," imbuhnya.
"Kami tentu paham bagaimana sibuk dan banyaknya pasien yang dilayani, tapi itu tugas dan kewajiban mereka yang terkait di RSUD Praya, pgawean napi sak ndek lelah silaq? (Pekerjaan apa yang tidak melelahkan?) Itu pilihan. Dan sudah terlalu banyak keluhan dari masyarakat, kebetulan saja postingan tiang ini ramai karena sama masalahnya," sambunya.
Direktur RSUD Praya, Mamang Bagiansyah, menyampaikan apresiasi atas kritik yang dilontarkan keluarga pasien terhadap kinerja pihaknya. Menurutnya, manajemen rumah sakit saat ini tengah berjuang dalam memperbaiki pelayanan terhadap masyarakat.
"Terima kasih sebesar-besarnya atas atensi, atas koreksi, kritik saran masyarakat pengguna layanan di RSUD Praya. RSUD Praya tiada henti berjuang memperbaiki segala sisi pelayanan, baik medis maupun non medis yang memang masih banyak kekurangan," kata Mamang kepada detikBali.
Mamang menjelaskan, sebagai upaya perbaikan, RSUD Praya mulai mengimplementasikan modul Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) baru sejak 26 Juli 2024. Tahap pertama penerapan SIMRS adalah modul Rekam Medik Elektronik (RME).
"Dengan RME ini, di samping memang perintah Undang-undang, akan terwujud proses pelayanan yang sangat efisien, mulai sejak pendaftaran online hingga layanan resep obat elektronik," ujarnya.
Dengan alat tersebut, pasien tidak perlu lagi ada cetak berkas rekam medik, cetak berkas billing pasien, cetak buku resep, dan sebagainya. Selain itu, adanya teknologi itu akan ada efisiensi sumber daya manusia.
"Tidak perlu lagi tenaga untuk antar-antar berkas rekam medik, tidak perlu lagi ruang besar untuk nyimpan berkas. Setelah mendaftar (check in), pasien tinggal duduk manis langsung di poli tujuan masing-masing," bebernya.
Hanya saja, dalam masa transisi ini, semua masih harus membiasakan diri di dalam sistem tersebut. Ditambah lagi, dengan jaringan internet masih dalam proses pemasangan, maka pasti akan ada renjatan-renjatan proses pelayanan.
"Sekali lagi karena saat ini masih fase transisi. Untuk antisipasi hal ini, kami telah mencetak banner pengumuman permakluman kepada pasien dan keluarga, ada juga flyer elektronik, pun setiap hari ada tim PKRS yang menyosialisasikan situasi ini kepada pengunjung di unit-unit pelayanan," jelas Mamang.
(hsa/hsa)