Komisi IV DPRD Lombok Tengah Berang gegara Bed RSUD Praya Kerap Penuh

Komisi IV DPRD Lombok Tengah Berang gegara Bed RSUD Praya Kerap Penuh

Edi Suryansyah - detikBali
Senin, 16 Des 2024 18:43 WIB
Komisi IV DPRD Lombok Tengah melakukan sidak di RSUD Praya, Senin (16/12/2024). (Edi Suryansyah/detikBali)
Foto: Komisi IV DPRD Lombok Tengah melakukan sidak di RSUD Praya, Senin (16/12/2024). (Edi Suryansyah/detikBali)
Lombok Tengah -

Komisi IV DPRD Lombok Tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya. Hal itu dilakukan buntut adanya salah satu warga yang meninggal dunia diduga karena tak mendapatkan pelayanan dari rumah sakit tersebut.

"Agenda sidak hari ini, ini sudah sering kali kami menerima aduan dari masyarakat terkait masalah ketika ada pasien yang dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit selalu mengatakan full bed. Itu alasan yang sangat tidak mendasar," kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Lombok Tengah Wiarman Hamzani kepada media seusai melakukan sidak di RSUD Praya, Senin (16/12/2024).

Menurut Hamzan, kejadian seperti itu bukan kejadian pertama di RSUD Praya. Ia pun membeberkan kembali kejadian yang menimpa seorang balita asal Batukliang Utara beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau memang full bed, apa yang menjadi solusi yang terbaik sehingga pelayanan di rumah sakit ini dapat maksimal untuk dilayani," ujarnya.

Hamzan menjelaskan kejadian tersebut bermula saat salah satu pasien asal Kecamatan Praya Timur sedang dirawat di Puskesmas Mujur. Karena kondisi pasien sudah kritis, akhirnya puskesmas segera membuat rujukan ke RSUD Praya.

ADVERTISEMENT

Sebelum dirujuk, Hamzan berujar, petugas puskesmas terlebih dahulu berkoordinasi dengan petugas RSUD Praya. Namun, petugas RSUD Praya menolak kedatangan pasien baru dengan dalih bed di RSUD penuh dan diminta untuk menunggu dua jam lagi.

"Jadi pasien ini meninggal di tengah jalan karena pasien itu lama menunggu di puskesmas. Lalu dibawa dari Puskesmas Mujur menuju ke RSUD, tetapi pasien tidak bisa tertolong sampai rumah sakit," beber politikus dari Partai NasDem itu.

Hamzan berharap kejadian seperti itu tak terulang kembali. Ia menyampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah serta jajaran Direksi RSUD Praya harus mengevaluasi hal tersebut.

"Ke depan saya tidak mau mendengar lagi alasan seperti ini. Kalau memang itu menjadi alasan, lalu kita harus pikirkan. Padahal pasien dalam kondisi parah sehingga tidak mampu ditangani lagi oleh pihak puskesmas. Tetapi jawabannya full bed," cecarnya.

Di tempat yang sama, Direktur RSUD Praya, Mamang Bagiansyah, membantah tudingan rumah sakit menolak pasien. Dia berdalih kondisi di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit dalam keadaan penuh.

"Sesungguhnya tidak persis seperti apa yang diberitakan. Dan pada saat itu memang sedang full," tegasnya.

Ia juga membantah adanya koordinasi antara pihak puskesmas dengan petugas piket di RSUD Praya. Mamang menjelaskan jika ada komunikasi di antara, rumah sakit akan memberikan solusi.

"Bahwa kami tidak pernah sama sekali menolak pasien, dalam sistem rujukan ada SOP yang berjalan. Jadi ketika di-WA harus ada konfirmasi terlebih dahulu terkait kondisi bed di rumah sakit," ujarnya.

Mamang pun mengucapkan belasungkawa terhadap adanya warga yang meninggal dunia. Ia menyebut pihaknya saat ini terus melakukan evaluasi dan perbaikan. Baik dari segi pelayanan maupun infrastruktur.

"Kami akan menjadikan sebagai bahan evaluasi untuk terus berbenah. Besok bahkan kami akan kumpul bersama dengan Dinas Kesehatan dan rekan-rekan dari puskesmas untuk membicarakan lagi," pungkas Mamang.




(hsa/hsa)

Hide Ads