Akhir Tragis Hidup Bocah di Kupang Akibat Tenggelam di Kolam Limbah RS

Round Up

Akhir Tragis Hidup Bocah di Kupang Akibat Tenggelam di Kolam Limbah RS

Tim detikBali - detikBali
Rabu, 07 Agu 2024 10:02 WIB
Kapolresta Kupang Kota Kombes Aldinan Manurung saat melakukan olah TKP di kolam penampungan limbah RS SK Lerik Kota Kupang, NTT, Selasa (6/8/2024). (Foto: Yufengki Bria/detikBali)
Foto: Kapolresta Kupang Kota Kombes Aldinan Manurung saat melakukan olah TKP di kolam penampungan limbah RS SK Lerik Kota Kupang, NTT, Selasa (6/8/2024). (Foto: Yufengki Bria/detikBali)
Kupang -

Perjalanan hidup bocah bernama Affandra Muhammad Arsya Nasution atau Arzad Nasution berakhir tragis. Arzad meregang nyawa akibat tenggelam ke kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SK Lerik Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Siswa kelas 1 sekolah dasar (SD) itu ternyata adalah anak salah satu karyawan di RSUD SK Lerik. Sebelum berakhir tragis di kolam limbah, Arzad dijemput oleh ayahnya untuk diajak ke tempatnya bekerja.

"Bapaknya kerja di sini. Tadi adik Arzad ini keluar sekolah dijemput oleh ayahnya ke sini," ungkap seorang saksi di kamar jenazah RS SK Lerik Kota Kupang, Selasa (6/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi yang dihimpun, siswa kelas 1 SD di Kupang itu terjatuh ke kolam penampung limbah sekitar pukul 16.15 Wita. Bak penampung limbah tersebut memiliki kedalaman sekitar dua meter dengan panjang lima meter dan lebar tiga meter.

Adapun, jenazah bocah itu langsung dibawa ke rumah duka di Kelurahan Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, sekitar pukul 17.41 Wita.

Polisi Ungkap Kronologi Kejadian

Polisi mengungkap kronologi tewasnya Arzad. Siswa kelas 1 SD itu tewas setelah terjatuh dan tenggelam ke dalam kolam Ipal RSUD SK Lerik Kota Kupang, NTT) Selasa (6/8/2024).

"Korban tewas setelah terjatuh ke dalam bak pengolahan limbah dengan kedalaman sekitar 4 meter," ungkap Kapolresta Kupang Kota Kombes Aldinan Manurung saat diwawancarai di lokasi kejadian, Selasa malam.

Aldinan menuturkan kejadian itu berawal saat Arzad sedang bermain bersama adiknya di sekitar RS SK Lerik. Orang tua bocah berusia 7 tahun itu merupakan pegawai di rumah sakit tersebut.


Bak Kolam Limbah Sudah Keropos

Arzad, dia berujar, terperosok setelah menginjak besi penutup bak penampungan limbah yang sudah keropos tersebut. Aldinan menduga orang tua bocah itu kurang mengawasi anaknya ketika bermain di area pengolahan limbah rumah sakit tersebut.

"Mungkin karena masih kecil makanya tidak tertolong, lalu meninggal dunia," tutur Aldinan

Aldinan menegaskan polisi masih mendalami kasus tewasnya bocah laki-laki itu. Termasuk dengan meminta keterangan dari sejumlah saksi, orang tua korban, termasuk pihak RS SK Lerik.

"Kasus ini diungkap secara terang benderang supaya bisa mengetahui secara mendalam dan tidak ada unsur kesengajaan," tegas Aldinan.

Pantauan detikBali, bak penampungan tersebut telah dipasangi garis polisi. Polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah kejadian itu, penutup bak penampungan limbah yang awalnya menggunakan seng tersebut telah diganti dengan besi penutup baru.

Sebelumnya, seorang saksi di lokasi menyebut Arzad berada di rumah sakit itu setelah pulang dari sekolah. "Bapaknya kerja di sini. Tadi adik Arzad ini keluar sekolah dijemput oleh ayahnya ke sini," ungkap seorang saksi di kamar jenazah RS SK Lerik Kota Kupang, Selasa.




(nor/nor)

Hide Ads