Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Retnowati, buka suara soal tewasnya Affandra Muhammad Arsya Nasution alias Arzad Nasution, siswa kelas I SD yang tenggelam setelah terjatuh ke dalam kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Rumah Sakit (RS) SK Lerik Kota Kupang. Ia menegaskan akan mengevaluasi rumah sakit tersebut.
"Saya segera melakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana yang ada (di RS SK Lerik) dan membenahi yang belum dilakukan oleh RS," kata Retnowati kepada detikBali, Rabu (7/8/2024).
Retnowati menegaskan sarana umum rumah sakit seharusnya bukan dijadikan sebagai tempat bermain anak-anak maupun pengunjung lainnya. Apalagi, Retnowati berujar, lokasi Ipal berada di belakang rumah sakit dan seharusnya tidak ada pengunjung sampai di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan sarana umum RS bukan area bermain, tetapi nanti kami evaluasi ya yang menjadi kewajiban pemerintah segera akan kami benahi," tegas Retnowati.
Sebelumnya, polisi mengungkap kronologi tewasnya Arzad Nasution. Siswa kelas 1 SD itu tewas setelah terjatuh dan tenggelam ke dalam kolam ipal, Selasa (6/8/2024).
"Korban tewas setelah terjatuh ke dalam bak pengolahan limbah dengan kedalaman sekitar 4 meter," ungkap Kapolresta Kupang Kota Kombes Aldinan Manurung saat diwawancarai di lokasi kejadian, Selasa malam.
Aldinan menuturkan kejadian itu berawal saat Arzad sedang bermain bersama adiknya di sekitar RS SK Lerik. Orang tua bocah berusia 7 tahun itu merupakan pegawai di rumah sakit tersebut.
Arzad terperosok setelah menginjak besi penutup bak penampungan limbah yang sudah keropos tersebut. Aldinan menduga orang tua bocah itu kurang mengawasi anaknya ketika bermain di area pengolahan limbah rumah sakit tersebut.
"Mungkin karena masih kecil makanya tidak tertolong, lalu meninggal dunia," tutur Aldinan.
(nor/nor)