Polisi mengungkap kronologi tewasnya Affandra Muhammad Arsya Nasution alias Arzad Nasution. Siswa kelas 1 SD itu tewas setelah terjatuh dan tenggelam ke dalam kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SK Lerik Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/8/2024).
"Korban tewas setelah terjatuh ke dalam bak pengolahan limbah dengan kedalaman sekitar 4 meter," ungkap Kapolresta Kupang Kota Kombes Aldinan Manurung saat diwawancarai di lokasi kejadian, Selasa malam.
Aldinan menuturkan kejadian itu berawal saat Arzad sedang bermain bersama adiknya di sekitar RS SK Lerik. Orang tua bocah berusia 7 tahun itu merupakan pegawai di rumah sakit tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arzad, dia berujar, terperosok setelah menginjak besi penutup bak penampungan limbah yang sudah keropos tersebut. Aldinan menduga orang tua bocah itu kurang mengawasi anaknya ketika bermain di area pengolahan limbah rumah sakit tersebut.
"Mungkin karena masih kecil makanya tidak tertolong, lalu meninggal dunia," tutur Aldinan.
Aldinan menegaskan polisi masih mendalami kasus tewasnya bocah laki-laki itu. Termasuk dengan meminta keterangan dari sejumlah saksi, orang tua korban, termasuk pihak RS SK Lerik.
"Kasus ini diungkap secara terang benderang supaya bisa mengetahui secara mendalam dan tidak ada unsur kesengajaan," tegas Aldinan.
Pantauan detikBali, bak penampungan tersebut telah dipasangi garis polisi. Polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah kejadian itu, penutup bak penampungan limbah yang awalnya menggunakan seng tersebut telah diganti dengan besi penutup baru.
Sebelumnya, seorang saksi di lokasi menyebut Arzad berada di rumah sakit itu setelah pulang dari sekolah. "Bapaknya kerja di sini. Tadi adik Arzad ini keluar sekolah dijemput oleh ayahnya ke sini," ungkap seorang saksi di kamar jenazah RS SK Lerik Kota Kupang, Selasa.
(iws/gsp)