Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Mataram mencatat ada sejumlah sekolah jenjang SD/SMP negeri sepi peminat saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 lalu.
"Ada beberapa alasan yang menyebabkan SD/SMP di Kota Mataram sepi peminat," kata Kepala Dikbud Kota Mataram Yusuf, Rabu (24/7/2024).
Yusuf menuturkan munculnya beberapa sekolah swasta, seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) hingga Madrasah Ibtidaiyah (MI) di sekitar sekolah SD/SMP negeri jadi salah satu alasan. Para orang tua cenderung memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta, daripada sekolah negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedikitnya jumlah calon siswa baru di sekitar sekolah negeri, jadi pengaruh sedikitnya jumlah siswa yang masuk melalui jalur zonasi," terang Yusuf.
Sementara itu, salah satu sekolah negeri di Kota Mataram sepi peminat karena terdampak konflik warga di Lingkungan Petemon serta Karang Genteng. Yakni, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 36 Mataram.
Terkait minimnya siswa di sejumlah SD/SMP di Kota Mataram, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram berencana akan menggabungkan sekolah-sekolah yang sepi peminat.
"Kami akan lakukan kajian, setelah melakukan kajian, kami lihat apa yang perlu dilakukan pada sekolah tersebut, apakah melakukan penggabungan atau seperti apa," tuturnya.
Sementara itu, Dikbud Mataram berencana memperbaiki nama-nama sekolah di Kota Mataram. Mengingat, nama sekolah jenjang SD/SMP di Mataram didominasi di tiga nama kecamatan di Mataram. Yakni, Ampenan, Mataram, dan Cakranegara. Padahal, Kota Mataram memiliki enam kecamatan. Yakni, Kecamatan Ampenan, Sekarbela, Mataram, Selaparang, Cakranegara, dan Sandubaya.
"Kami akan merubah nomenklatur sekolah sesuai nama kecamatan, setelah itu kami lapor ke kementerian," ujar Yusuf.
Namun, Yusuf belum bisa memastikan waktu perubahan nama tersebut. "Intinya sih, jangan sampai sudah kita tutup, baru bangun sekolah lagi," tandasnya.
Sebagai informasi, penerimaan PPDB 2024 ditentukan melalui tiga jalur. Yakni, jalur zonasi paling sedikit 80 persen, jalur afirmasi paling sedikit 15 persen. Serta jalur perpindahan tugas orang tua paling banyak 5 persen dari daya tampung sekolah.
(hsa/hsa)