Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga mengungkapkan PT Flobamor angkat kaki dari Taman Nasional Komodo. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah tidak lagi beroperasi di TN Komodo. Ada dua perusahaan yang menggantikan PT Flobamor di TN Komodo.
"PT Flobamor sudah menyatakan ketidaksanggupan menjalankan izin jasanya dan sudah tidak operasional di TNK (Taman Nasional Komodo)," ungkap Hendrikus, Sabtu (1/6/2024).
Hendrikus mengatakan tak ada pembahasan lebih lanjut terkait kerja sama PT Flobamor dengan BTNK di TN Komodo. Saat ini kedua belah pihak menyelesaikan proses administrasi penghentian kerja sama di TN Komodo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait kerja sama, sampai saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut, setelah menyatakan ketidaksanggupan menjalankan izin jasanya. Masih perlu proses administrasi lebih lanjut untuk benar-benar menghentikan kerjasama dengan TNK," ujar Hendrikus.
Ia tak mengetahui pasti alasan PT Flobamor menghentikan kerja samanya di TN Komodo. PT Flobamor hanya menyatakan ketidaksanggupannya untuk menjalankan usahanya di destinasi favorit wisatawan itu. Ia hanya mendapat informasi dari sumber lain bahwa PT Flobamor angkat kaki karena usahanya di TN Komodo tidak mendapat untung. "Saya tidak tahu persis kenapa, dugaan saya ya ini. Bisa dikonfirmasi ke Flobamor ya," ujar Hendrikus.
PT Flobamor beroperasi di TN Komodo beberapa tahun terakhir setelah mengantongi Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam. Dalam operasionalnya PT Flobamor memungut tarif jasa pemanduan wisata (Naturalist Guide) kepada wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo.
Sebelumnya, kehadiran perusahaan itu di TN Komodo menghadirkan sejumlah kegaduhan bagi pariwisata Labuan Bajo. Pada pertengah tahun 2022, terjadi kegaduhan akibat keputusan PT Flobamor yang menetapkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo sebesar Rp 3,75 juta per wisatawan. Gelombang protes terus bermunculan ketika itu. Tarif masuk itu pada akhirnya batal diterapkan.
Pada April 2023, PT Flobamor kembali memantik kegaduhan pada industri pariwisata Labuan Bajo. Kegaduhan itu dipicu keputusan PT Flobamor menetapkan tarif mahal jasa nauralist guide. Ketika itu PT Flobamor secara sepihak memutuskan memungut tarif naturalist Gmguide dari Rp 120 ribu per 1-5 orang menjadi menjadi Rp 250 ribu per orang (wisatawan Nusantara) dan Rp 400 ribu per orang (wisatawan mancanegara).
Penetapan tarif itu mendapat penentangan keras dari pelaku pariwisata dan kelompok masyarakat lainnya di Labuan Bajo. Sempat terjadi cekcok antara pelaku pariwisata dengan perwakilan PT Flobamor di TN Komodo saat dipungut tarif mahal tersebut. Pada Juni 2023, PT Flobamor tak melanjutkan pungutan mahal tersebut dan kembali ke tarif normal menjadi Rp120 ribu per 1-5 orang.
Memasuki tahun 2024, PT Flobamor bikin gaduh lagi. PT Flobamor kembali menaikkan tarif naturalist guide. Kenaikan tarif naturalist guide itu kembali ditentang pelaku pariwisata di Labuan Bajo. PT Flobamor memungut tarif naturalist guide di Loh Liang Pulau Komodo dengan harga berbeda-beda sesuai panjang lintasan treking.
Tarifnya melonjak tinggi dari tarif norma yang berlaku selama ini. PT Flobamor memungut Rp200 ribu per 1-5 orang (wisatawan) untuk Short Tracking, Rp250 ribu per 1-5 orang untuk Medium Tracking, dan Rp 300 ribu per 1-5 orang untuk Long Trecking. Adapun di Pulau Padar, PT Flobamor memungut tarif Rp 150 ribu per 1-5 orang.
Kendati ditentang keras, PT Flobamor tetap mempertahankan tarif itu hingga kini angkat kaki dari TN Komodo.
Direktur Operasional PT Flobamor Abner Runpah tak menanggapi permintaan konfirmasi. Ia tak merespons pesan WhatsApp maupun panggilan telepon yang ditujukan kepadanya.
(dpw/dpw)