Dinilai Ada Transaksi Politik di Balik Ratu Wulla Mundur Seusai Kalahkan VBL

Dinilai Ada Transaksi Politik di Balik Ratu Wulla Mundur Seusai Kalahkan VBL

Simon Selly - detikBali
Selasa, 12 Mar 2024 21:12 WIB
Caleg DPR RI Fraksi Partai NasDem Ratu Ngadu Bonu Wulla. (Situs fraksinasdem.org)
Foto: Caleg DPR RI Partai NasDem Ratu Ngadu Bonu Wulla. (Situs fraksinasdem.org)
Kupang -

Calon anggota legislatif (caleg) Daerah Pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT) II Ratu Ngadu Bonu Wulla mundur dari pencalegan. Mundurnya caleg DPR Partai NaDem itu heboh karena ia sejatinya telah dipastikan lolos ke Senayan dan mengalahkan Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL).

Pengamat politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Raja Muda Bataona menilai Ratu Wula mundur sebagai caleg DPR RI untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Sebab, tidak mungkin seorang politikus rela kehilangan jabatan jika tidak ada sesuatu yang menguntungkan.

"Jadi, apabila dibuat semacam hipotesis akademik tentang pengunduran diri Ratu Wulla ini, maka jawaban paling masuk akal adalah pasti ia rela kehilangan untuk mendapat sesuatu yang lebih besar dari itu," terang Mikhael dalam sambungan telepon kepada detikBali, Selasa (12/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Mikhael, mundurnya Ratu Wulla merupakan suatu bargaining (tawar-menawar) politik yang menguntungkan, baik bagi dirinya ataupun keluarga. Jika tidak, Ratu Wulla tentunya tidak akan mundur setelah lolos menjadi anggota DPR RI dari NTT.

"Jika tidak, tentu saja ia tidak akan mundur. Karena hal ini berkaitan dengan martabat, harga diri, dan habitus politisi, yaitu merebut kekuasaan lalu melipatgandakan kekuasaan itu. Bukan kehilangan," jelas Mikhael.

ADVERTISEMENT

"Jadi, dalam bacaan saya, ini murni sebuah praktik politik take and give biasa yang merepresentasikan rumus sederhana dalam politik praktis, yaitu tidak ada makan siang yang gratis," tambahnya.

Menurutnya, keuntungan politik yang bisa saja didapatkan Ratu Wulla dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh serta para pimpinan di level bawah, termasuk dengan VBL.

"Di mana, bargaining politiknya itu wujudnya adalah sesuatu yang sama-sama menguntungkan. Terutama sangat menguntungkan bagi Ratu Wulla secara pribadi dan suaminya yang juga mantan Bupati SBD," tegasnya.

Bagi Mikhael, Viktor Laiskodat merupakan salah satu simbol Partai NasDem yang reputasinya sangat dibutuhkan Partai NasDem di tingkat nasional. Sebab, VBL dikenal sebagai panglima di Partai NasDem. Jadi mundurnya Ratu Wulla sebagai caleg terpilih DPR RI dari Partai NasDem merupakan kepentingan dari Partai NasDem.

"Jadi, keikhlasan Ratu Wula ini murni karena kepentingan organisasi dan institusi Partai Nasdem, di mana ke depan dengan dinamika politik yang akan sangat dinamis, VBL sangat dibutuhkan partai di Senayan. Nasdem bahkan sudah sangat familiar menjuluki VBL sebagai Panglima Partai Nasdem," urai Mikhael.

Menurut Mikhael, dengan sejarah Viktor Laiskodat yang merupakan pimpinan fraksi tentunya ia lebih diprioritaskan ketimbang Ratu Wulla. Namun, di sisi lain, Mikhael menilai, hal ini juga berkaitan dengan penugasan partai kepada Ratu Wulla untuk menghadapi Pilkada di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).

"Pengunduran diri Ratu Wulla ini murni sudah tentu berkaitan dengan penugasan di internal Nasdem untuk Pilkada SBD di November 2024 mendatang," urai dia.

"Nasdem akan menugaskan Ratu Wulla sebagai anggota DPR hingga bulan Agustus 2024. Lalu siap maju untuk menjadi Bupati SBD. Nasdem dan VBL secara pribadi bersama mesin partai akan mendorong dan bekerja maksimal memastikan Ratu Wulla, terpilih menjadi Bupati SBD periode mendatang," terangnya.

Selain Ratu Wulla, suaminya yakni Markus Dairo Talu yang merupakan mantan bupati SBD juga masih bisa untuk maju kembali. "Jadi, tentu saja bargaining-nya adalah sesuatu yang sangat menguntungkan bagi Ratu Wula dan keluarganya," paparnya.

Tak hanya itu, masih ada kemungkinan lain yang bisa didapatkan Ratu Wulla dan suaminya. Mikhael menilai tidak menutup kemungkinan Ratu Wulla menjadi Ketua Nasdem NTT, lalu suaminya maju jadi Calon Bupati. Atau bisa saja Ratu Wulla menjadi salah satu pimpinan partai Nasdem di Jakarta.

"Peran itu yang membuatnya mau menerima untuk mundur. Dia dapat dua sekaligus, yaitu jabatan untuk dirinya dan suaminya kelak," terang Mikhael.




(dpw/hsa)

Hide Ads