Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan bencana alam banjir, longsor, angin puting beliung, hingga kekeringan terjadi di puluhan lokasi di Manggarai Barat pada Februari 2024.
Bencana alam itu tersebar di 18 desa dan kelurahan di sembilan kecamatan di kabupaten yang berada di ujung barat Pulau Flores tersebut. Sebanyak 14 desa diterjang banjir dan longsor, tiga desa dihantam angin puting beliung, dan satu desa mengalami kekeringan.
"Itu yang terjadi tanggal 22 Februari," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Manggarai Barat Robert Gardis, Rabu (28/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bencana alam itu paling banyak terjadi di Kecamata Welak. Banjir dan longsor menerjang tujuh desa di sana. Yakni, Desa Watu Ampu, Semang, Golo Ndari, Dunta, Gurung, Wewa, dan Robo. Longsor dan banjir juga terjadi di Desa Watu Galang dan Golo Tantong di Kecamatan Mbeliling.
Berikutnya, tiga desa di Kecamatan Lembor diterjang banjir. Yakni, Desa Siru, Wae Wako, dan Kelurahan Tangge. Banjir juga terjadi di Desa Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan, dan Desa Loha di Kecamatan Pacar.
Sementara, angin puting beliung terjadi di Desa Golo Manting, Kecamatan Sano Nggoang; Desa Wajur, Kecamatan Kuwus Barat; dan Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo. Adapun, anomali bencana kekeringan terjadi di Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng.
Akibat bencana alam tersebut, sejumlah ruas jalan tertimbun longsor. Arus lalu lintas lumpuh total berhari-hari. Sejumlah rumah dan saluran irigasi rusak. Sawah dan kebun tertimbun longsor dan ada yang terendam banjir. Sejumlah hewan ternak dan harta benda lainnya hanyut terseret banjir.
Sementara, kekeringan yang melanda Desa Golo Sepang menyebabkan puluhan hektare sawah kesulitan air sehingga terancam gagal panen.
Dampak bencana alam sebagian sudah ditangani. Pemkab Manggarai Barat mengirim eskavator ke sejumlah lokasi bencana untuk membersihkan material longsor yang menimbun jalan.
(hsa/gsp)