Dramatis, 1 Keluarga Terjebak Banjir Selamat Berkat Suara Bebek Berenang

Dramatis, 1 Keluarga Terjebak Banjir Selamat Berkat Suara Bebek Berenang

Ambrosius Ardin - detikBali
Minggu, 25 Feb 2024 22:12 WIB
Tangkapan layar evakuasi empat orang terjebak banjir di rumah kebun di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, NTT.
Tangkapan layar evakuasi empat orang terjebak banjir di rumah kebun di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, NTT.
Manggarai Barat -

Harju Jamaa dan tiga anggota keluarganya lolos dari maut saat terjebak banjir bandang di rumahnya di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (22/2/2024) pagi. Harju bersama istri, anak berusia 6,8 tahun, dan seorang keponakan diselamatkan secara dramatis oleh warga.

Harju sekeluarga ditarik menggunakan seutas tali pengikat kerbau. Ia awalnya mengetahui terjebak banjir setelah mendengar suara kepak sayap bebek berenang di kolong rumahnya pada dini hari. Saat itu, Harju hendak bangun untuk salat Subuh. Saat itulah, Harju menyadari ia sekeluarga terjebak banjir bandang.

"Malam tanggal 22 Februari hujan mengguyur kebun kami. Kami tidur lelap. Saya bangun hendak salat subuh. Terdengar bunyi hempasan sayap bebek di kolong rumah. Aku pun bangun. Ternyata bebek sedang berenang yang tidak terarah karena luapan banjir sekitar gubuk rumah saya," ungkap Harju, Minggu (25/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah Harju hanya berjarak sekitar 50 meter dari sungai. Air meluap hingga ke rumahnya. Saat mengetahui terjebak banjir, ia membangunkan istri, anak, dan keponakannya. Saat itu mereka ketakutan karena debit air terus naik.

"Karena dalam rumah itu kami berempat. Semua kepanikan. Karena air selalu bertambah dan bertambah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sekitar pukul 04.00 Wita, Harju kemudian menghubungi salah satu keponakannya melalui panggilan handphone untuk menolong mereka. Berselang dua jam, keluarganya datang menolong Harju sekeluarga. Saat itu air terus meluap.

"Jam 6 pagi, banyak yang datang dan kami berteriak untuk diambilkan tali kerbau atau nilon. Semua bergegas mengambil dan pada berteriak ketakutan karena air semakin meluap," kata Harju.

Mereka ditarik satu per satu, kecuali sang anak yang digendong oleh Harju. Mereka memegang kuat tali yang ujung lainnya ditarik sekuat tenaga oleh lima orang dari atas pepohonan yang tumbang terseret banjir di pinggir sungai.

Istri Harju nyaris terseret banjir saat evakuasi tersebut. Proses evakuasi mereka terekam dalam video berdurasi 1 menit 29 detik yang belakangan viral di media sosial.

"Ditarik satu per satu. Pertama ponakan saya. Kedua giliran istri saya dan dia hampir terseret karena sempat beberapa saat tenggelam. Beruntung talinya tidak dilepaskan sehingga selamat. Terakhir saya dan anak saya. Saya menggendongnya, Alhamdulillah selamat," terang Harju.

Harju menuturkan lahan jagung dan sayur seluas satu hektare miliknya turut terendam banjir. Padahal, tanaman tersebut sudah memasuki masa panen. Banjir bandang yang menerjang kebunnya terakhir kali terjadi pada 1973.

Diketahui, banjir bandang yang menerjang Desa Siru terjadi akibat hujan deras yang disertai dengan meluapnya Sungai Wae Nengke, Sungai Wae Longge, dan Sungai Wae Lempar pada Rabu (21/2/2024) malam. Tak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun, rumah dan lahan pertanian terendam banjir.

Ternak, motor, dan sampan milik warga ada yang terendam dan terseret banjir. Bahkan, jembatan gantung yang menghubungkan Desa Siru, Wae Wako, dan Poco Dedeng di Kecamatan Lembor juga rusak berat.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads