10 Balita Meninggal Terpapar Pneumonia di Puskesmas Langko Lombok Tengah

10 Balita Meninggal Terpapar Pneumonia di Puskesmas Langko Lombok Tengah

Riza Akbar - detikBali
Selasa, 27 Feb 2024 05:30 WIB
Kepala Puskesmas Langko Andri Eka Kurnia, Senin (26/2/2024). Foto: (Ahmad Viqi/detikBali).
Foto: Kepala Puskesmas Langko Andri Eka Kurnia, Senin (26/2/2024) (Ahmad Viqi/detikBali
Mataram -

Sebanyak 10 balita meninggal dunia terpapar pneumonia pada 2021 di Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Maraknya kasus kematian anak tersebut diungkap oleh Kepala Puskesmas Langko, Andri Eka Kurnia, Senin (26/2/2024).

Menurut Andri, penemuan kasus pneumonia pada 2021 diakui sangat susah dideteksi. Tersebab kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.

"Karena masyarakat menganggap penyakit itu seperti batuk biasa alias bengek," ujar Andri kepada detikBali.

Menurutnya, tingginya kematian pneumonia pada anak akibat dari kelalaian orang tua. Banyak pasien pneumonia anak dilarikan ke puskesmas saat dalam kondisi kritis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 2021 itu banyak orang tua tiba-tiba membawa anaknya sudah kondisi kritis. Dari 10 kasus itu rata-rata meninggal dunia karena tidak ada deteksi dini sedari awal," ucap Andri.

Setalah adanya bantuan program dari Save The Children dan Charles Monat Associates dari Swiss banyak orang tua mulai sadar akan bahaya pneumonia sebagai salah satu penyebab utama kematian anak.

ADVERTISEMENT

"Memang sekarang angka kasus meningkat karena apa? Karena 1.110 petugas puskesmas yang dibina turun ke lapangan melakukan deteksi dini pneumonia," ucap Andri.

Untuk menekan kasus kematian anak terpapar pneumonia kata Andri pihaknya menyediakan ruang khusus poli anak atau ruang manajemen terpadu balita sakit (MTBS) di Puskesmas.

"Sebelumnya kan tidak berjalan dengan baik. Kami didorong membuat poli anak di Puskesmas sebagai tempat pemeriksaan anak yang terpisah dari orang dewasa," katanya.

Ketua Kader Posyandu Mawar 1 Desa Langko Masidah mengatakan setelah 10 kasus kematian anak, pihaknya rajin melakukan kunjungan ke rumah warga.

Bersama kader lain, kata Masidah, dia melakukan cek kesehatan dan kebersihan kepada ibu dan balita di masing-masing dusun.

"Kami juga minta langsung ke puskesmas untuk imunisasi pelayanan dan kebersihan untuk ibu hamil juga," ucapnya.

Head of Public Health Save the Children Indonesia Firda Yani mengatakan ada 310 Posyandu yang tersebar di Lombok Tengah diberikan konseling dan melakukan kunjungan rumah.

Hal ini untuk meningkatkan pengetahuan dan juga praktik pemberian makan bayi dan anak dengan cara benar.

"Kami juga mendorong ibu melakukan pemberian ASI eksklusif. Upaya lain juga memastikan asupan anak 6-23 bulan memenuhi gizi seimbang," ujarnya.

Untuk menekan kasus pneumonia anak kata Firda, pihaknya juga memberikan pelatihan MTBS kepada 283 tenaga kesehatan di 29 Puskesmas di Lombok Tengah selama 3 tahun sejak 2021 hingga 2024.

"Langkah ini sangat penting untuk memastikan alur penanganan bayi baru lahir dan penyakit pada anak dapat diatasi secara tepat. Agar masyarakat lebih paham pencegahan pneumonia dan pemenuhan gizi anak secara akurat," tutup Firda.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads