Gumpalan buih muncul di perairan Teluk Bima bagian barat, Kamis (8/2/2024). Salah satunya di pesisir Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Belum diketahui penyebab munculnya gumpalan buih warna cokelat tua itu.
Salah seorang warga setempat, Hermansyah (37), mengatakan gumpalan buih di tengah Teluk Bima muncul sejak beberapa hari yang lalu. Gumpalan buih semakin banyak dari hari ke hari.
"Sejak beberapa hari yang lalu munculnya di tengah laut, sekarang sudah ada di tepi pantai," kata Hermansyah kepada detikBali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hermansyah tidak mengetahui persis penyebab munculnya gumpalan buih itu. Namun gumpalan buih di Desa Bajo mucul bukan pertama kali. Buih juga muncul sekitar satu tahun yang lalu.
"Dulu ada gumpalan buih seperti ini juga berwarna cokelat pekat dan mengeluarkan aroma bau," katanya.
Kepala Desa (Kades) Bajo A Rahim mengaku masih mengecek munculnya gumpalan buih itu. Ia akan memastikan penyebab munculnya buih, mengingat hal semacam itu jarang terjadi di perairan Desa Bajo.
"Jarang muncul seperti ini. Tapi tahun lalu ada, tapi setelah itu hilang," katanya.
Menurut A Rahim, munculnya gumpalan buih biasanya membuat warna air laut berubah menjadi cokelat keruh, sama seperti warna air banjir. Namun di Desa Bajo sampai saat ini tidak ada banjir karena hujan tidak turun dalam beberapa hari.
"Tidak ada hujan dan tidak ada banjir yang membuat warna air berubah jadi cokelat," katanya.
Pantauan detikBali, gumpalan busa serupa juga terlihat di perairan Teluk Bima bagian timur, tepatnya di sepanjang Pantai Lawata hingga di kawasan Pantai Ahamami, Kota Bima. Gumpalan busa itu mengikuti arus laut.
(dpw/dpw)